PERJALANAN / PENDAKIAN
Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya (sekarang Papua). Mereka adalah Soedarto dan Soegirin dari Indonesia, serta Fred Atabe dari Jepang. Pada tahun yang sama, perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di Bandung dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) di Jakarta, diikuti kemudian oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di Indonesia.
JENIS PERJALANAN / PENDAKIAN
Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan, mulai dari hill walking sampai dengan ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan memakan waktu yang lama, bahkan sampai berbulan-bulan.
Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian :
1. Hill Walking / Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis.
2. Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.
3. Climbing
Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari.
Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rock Climbing
Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus.
b. Snow & Ice climbing
Pendakian pada es dan salju.
4. Mountaineering
Merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll.
KLASIFIKASI PENDAKIAN
Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih.
Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) :
Kelas 1 : berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking).
Kelas 2 : medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling).
Kelas 3 : medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
Kelas 4 : kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing).
Kelas 5 : rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6 : tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing).
SISTEM PENDAKIAN
1. Himalayan System, adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil.
2. Alpine System, adalah sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat, karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp, perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai ke puncak.
PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG
Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain :
1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.
2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.
3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.
4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.
(Sumber : Buku Panduan Pedoman Mendaki Gunung & Penjelajahan Rimba/EAT&E EAST 2003)
Senin, 29 Maret 2010
training dan education adventure
PERLENGKAPAN PERJALANAN
Terdiri dari :
1. Perlengkapan Dasar
2. Perlengkapan Tambahan
3. Perlengkapan Khusus
PERLENGKAPAN DASAR, diantaranya adalah : sepatu, kaos kaki, celana dan pakaian jalan, jas hujan / rain coat, topi lapangan, sarung tangan, ikat pinggang, rucksack / carrier / ransel, kantung tidur / sleeping bag, matras / alas tidur, peralatan navigasi, senter, peluit dan pisau.
Dalam memilih perlengkapan dasar, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1.Sepatu
-Pilih sepatu yang nyaman, tangguh, dapat melindungi dan cocok dengan aktivitas yang akan dilakukan. Bentuknya harus sesuai dengan ukuran kaki si pemakai. Sepatu yang baik harus menguntungkan bagi si pemakai dan kuat untuk pemakaian medan yang berat
-Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu yang melindungi alas kaki sampai mata kaki (melindungi sendi dan ujung jari kaki), dapat mencengkram pada permukaan licin dan tangguh di medan bebatuan, berkulit tebal, tidak mudah sobek apabila terkena duri dan bagian dalamnya lunak, serta masih memberikan ruang gerak bagi kaki. Bagian depannya harus keras, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terantuk batu (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang yang pada bagian depannya teramat keras karena memakai besi, selain berat, juga akan merusak jari kaki karena adanya perubahan suhu).
-Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, bentuknya biasanya bergerigi dengan dua arah, yang satu arahnya ke depan, berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan yang mendaki, yang satunya lagi mengarah ke belakang berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan menurun.
-Ada lubang ventilasi yang bersekat halus, untuk memberikan nafas pada kulit telapak kaki.
-Sepatu TNI cukup baik untuk digunakan, tetapi bagian sampingnya harus dimodifikasi dengan membuat semacam ventilasi, diberikan alas tambahan (insoles) berupa nylon tipis yang membuat lapisan udara antara kulit kaki dengan alas sepatu, sehingga sepatu nyaman dipakai tanpa dan tidak menjadi berat saat basah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
-Lecet, walaupun hanya luka kecil, namun sangat mengganggu perjalanan. Penyebab lecet mungkin karena sepatu yang kita gunakan kurang cocok (terlalu longgar atau sempit), kaos kaki kurang tebal ataupun sepatu yang kita kenakan masih baru dimana kulitnya masih tebal dan keras. Untuk itu peliharalah kaki kita dengan baik, sering-seringlah kita buka sepatu dan kontrol kaki, peliharalah kebersihan kaos kaki (usahakan kaos kaki kita tetap dalam keadaan kering). Yang penting kita harus mengenal sepatu yang akan kita pakai. Sepatu yang kita gunakan akan lebih baik lagi apabila telah sering kita pakai (yang masih laik pakai tentunya).
-Bersihkan kaos kaki, sepatu dan perlengkapan sepatu kita sesering mungkin.
-Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim (misalnya di dekat tungku api atau pada terik sinar matahari).
-Semirlah sepatu sewaktu-waktu dan olesi dengan semacam grease (minyak semir), agar kulitnya tetap lembut dan benangnya tidak cepat lapuk.
2. Kaos kaki
Yang harus diperhatikan : kaos kaki harus menyerap keringat.
Kaos kaki berguna untuk :
-Melindungi kulit kaki dari pergesekkan langsung dengan kulit sepatu atau bagian sepatu yang memungkinkan akan menimbulkan lecet / luka.
-Menjaga agar telapak kaki tetap dapat bernafas
-Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah-daerah dingin
Untuk keperluan di atas, bahan kaos kaki sebaiknya terbuat dari katun asli atau katun campuran wool atau bahan sintesis lainnya yang cukup baik. Kaos kaki yang kita bawa harus disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya : tebalnya, panjangnya dan jumlahnya, karena mungkin kita perlu memakai lebih dari satu pasang kaos kaki. Yang paling penting adalah kita harus selalu memakai kaos kaki kering. Dalam setiap perjalanan, dianjurkan untuk selalu membawa kaos kaki cadangan. Untuk perjalanan lama yang menempuh daerah dingin, sebaiknya menggunakan kaos kaki dua lapis, bagian dalam menggunakan kaos kaki dari bahan katun sedangkan bagian luar menggunakan kaos kaki dari bahan wool.
3. Celana jalan
-Kuat dan lembut (tidak keras)
-Ringan
-Tidak mengganggu gerakan kaki, artinya jahitan cukup longgar
-Praktis
-Terbuat dari bahan yang menyekat keringat
-Mudah kering, apabila basah tidak menambah berat
Untuk keperluan di atas, bahan celana sebaiknya terbuat dari katun yang cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri dan mudah kering. Contoh yang tebaik untuk jenis ini adalah celana PDL (pakaian dinas lapangan) militer atau celana loreng tentara. Bahan dari jeans sangat tidak dianjurkan, karena selain berat dan kaku, juga susah kering apabila basah terkena hujan. Pilihlah celana yang memakai ritsluiting untuk mengurangi kemungkinan pacet masuk.
4. Pakaian jalan
-Melindungi tubuh dari kondisi sekitar
-Kuat
-Ringan
-Tidak mengganggu pergerakkan
-Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
-Praktis
-Mudah kering
Pada prinsipnya, pakaian jalan hampir sama dengan celana jalan, hanya yang perlu diperhatikan adalah saku-saku yang ada pada pakaian jalan, tidak mengganggu apabila diisi dan tertekan ransel. Bahannya sebaiknya memakai kain yang terbuat dari katun atau wool, bertangan panjang untuk melindungi kemungkinan tertusuk duri, sengatan matahari maupun binatang berbisa. Seringkali orang mempunyai pemikiran yang salah, misalnya untuk penyusuran pantai mereka memakai pakaian lengan pendek atau baju tanpa lengan, padahal itu tidak baik, karena sinar matahari akan langsung menyengat kulit, sehingga kulit menjadi rusak. Yang perlu diperhatikan lagi adalah pakaian yang kita kenakan harus selalu kering, terutama saat kita akan tidur, untuk itu sangat dianjurkan membawa pakaian cadangan.
5.Jas hujan / rain coat
Jas hujan yang paling ideal adalah yang tahan air dan angin, tetapi dapat mengeluarkan panas tubuh atau keringat, sehingga nyaman saat memakainya.
6.Topi lapangan
-Melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat duri
-Melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang
-Topi yang akan kita kenakan harus kuat dan tidak mudah sobek
Untuk keperluan di atas, terutama untuk medan gunung hutan sangat dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi jepang (yang menutup telinga dan leher). Topi rimba / topi jepang selain melindungi kepala kita dari kemungkinan cedera akibat duri, juga melindungi bagian belakang kepala kita dari curahan air hujan.
Memakai topi yang terlalu lebar sangat tidak dianjurkan, selain akan menghalangi gerak, juga kurang praktis. Topi jenis koboi cocok jika dipakai di padang rumput atau daerah yang tidak terlalu banyak semak.
7. Sarung tangan
-Sebaiknya terbuat dari kulit
-Bentuknya sesuai dengan tangan kita
-Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan kita
Untuk medan gunung hutan, sarung tangan berguna melindungi tangan dari kemungkinan tertusuk duri dan dari cedera akibat terkena daun-daun yang berbahaya (daun pulus, dll) atau binatang-binatang kecil yang akan membuat tangan kita gatal. Sarung tangan wool dipilih untuk perlindungan pada cuaca dingin.
8.Ikat pinggang
Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala tidak terlalu besar tetapi teguh, misalnya dari kulit yang tebal tapi lembut atau dari bahan sintetis lainnya. Kegunaan ikat pinggang selain untuk menjaga celana kita supaya tidak melorot, juga untuk mengaitkan alat-alat yang perlu cepat terjangkau seperti pisau, tempat air minum, tempat P3K, dll.
9. Ransel / Carrier / Rucksacks
-Ringan, sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan (bayangkan apabila berat ransel kosong kita 8 kg), terbuat dari bahan yang water proof, sehingga kalau hujan tidak bertambah berat, cukup melindungi isi ransel walaupun tetap harus diberikan perlindungan ekstra dengan cara menggunakan kantung-kantung plastik untuk melindungi perlengkapan peka, seperti pakaian tidur, alat tulis, makanan kering, dll.
-Kuat, harus mampu membawa beban kita dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah sobek, jahitannya tidak mudah lepas, zipper-nya kokoh, dll.
-Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan. Untuk medan gunung hutan, tidak dianjurkan memakai ransel dengan frame di luar, selain merepotkan juga menyulitkan kita apabila melewati semak-semak. Ransel dengan frame luar cocok digunakan pada medan-medan yang datar atau medan yang tidak banyak semak-semaknya (seperti salju, padang rumput atau pantai).
-Nyaman dipakai, diajurkan memakai ransel yang ada frame-nya. Frame ini perlu agar berat beban merata keseluruhan keseimbangan tubuh, frame ini juga membuat nyaman karena adanya ventilasi antara punggung dengan ransel. Bagi ransel yang memakai frame di dalam (internal frame) mungkin perlu ditambahkan bahan yang menyerap keringat di bagian yang bersentuhan dengan punggung. Tali penyandang ransel harus kuat, cukup lebar dan empuk serta mudah di stel, juga ada tali pinggang (hip belt) untuk mengatur supaya ransel menempel dengan baik ke tubuh serta membantu pembagian berat keseimbangan.
-Praktis, kantung-kantung tambahan atau pembagian ruangnya memudahkan kita mengambil barang-barang tertentu dan mudah di lepas. Sekarang ini banyak sekali jenis ransel dalam berbagai model, ukuran, bahan serta harga yang bervariasi di toko-toko. Ketelitian dalam memilih akan sangat menentukan. Harga yang mahal belum tentu menjamin ransel yang baik, untuk itu pilihlah ransel yang sesuai dengan kriteria di atas. Untuk jenis perjalanan tertentu, ada baiknya kita melengkapi ransel kita dengan kantong tambahan atau daypack, ini untuk memudahkan pergerakan terutama dalam perjalanan. Ketika sedang melakukan penelitian atau sering melakukan perpindahan tempat, daypack sangat membantu kita.
10.Kantung Tidur / Sleeping Bag
Pada malam hari, badan kita akan kehilangan panas tubuh lebih cepat dari panas yang dihasilkan, oleh sebab itu kita perlu dilindungi lapisan yang dapat menahan dingin dan mencegah panas tubuh keluar / hilang, salah satunya adalah dengan menggunakan sleeping bag / kantung tidur.
11.Matras / Alas Tidur, sangat diperlukan supaya tubuh kita yang sudah terbungkus kantung tidur / sleeping bag, tidak langsung menyentuh tanah.
12.Peralatan Navigasi
Peralatan navigasi ini merupakan peralatan penting yang harus selalu kita bawa, diantaranya adalah : kompas, peta, penggaris segi tiga, busur derajat, pensil, dll.
13.Senter
Apabila kita kemalaman dalam perjalanan, maka senter sangat diperlukan sebagai alat penerangan, tetapi disarankan tidak melakukan perjalanan di malam hari, karena sangat berbahaya. Jangan lupa untuk membawa lampu dan batere cadangan.
14.Peluit
Diperlukan sebagai tanda apabila kita tersesat atau kehilangan arah.
15.Pisau
Pisau dan golok tebas merupakan alat bantu untuk keperluan menusuk, menyayat, memotong, melempar dan yang terpenting sebagai alat bantu untuk membuat api (memotong ranting, memotong kayu tipis-tipis, dll). Ada banyak pisau yang dibuat khusus untuk keperluan tertentu walaupun tetap dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Pisau adalah sahabat yang sangat baik dan berguna bagi pengembaraan. Karena itu pisau yang dibawa harus benar-benar cocok ukurannya, dapat dipercaya dan sesuai dengan keperluan kita.
PERLENGKAPAN TAMBAHAN
Perlengkapan ini walaupun bukan hal penting, namun ada baiknya juga kita membawanya untuk menambah kenyamanan dalam perjalanan kita.
1. Putis, yaitu pembelat betis yang terbuat dari kain katun / wool. Para pengembara, pejalan kaki, tentara menggunakan putis ini untuk menjaga otot-otot betis agar tetap fit dalam melakukan perjalanan panjang.
2.Gaiters (Sarung anti pacet), semacam sarung yang biasanya dibuat dari kain tipis, setinggi lutut sebelah atas, ujungnya bertali seperti sarung bantal. Banyak di pakai oleh pekerja kayu / perintis yang banyak melewati daerah rawa-rawa atau hutan basah yang banyak pacet / lintahnya.
Sekarang ini sudah banyak gaiters yang di jual di toko-toko, tinggal kita pilih mana yang kita sukai sesuai dengan keuangan kita tentunya.
3.Kelambu, untuk perjalanan yang banyak melewati rawa-rawa, ada baiknya apabila kita membekali diri kita dengan kelambu untuk menambah kenyamanan perjalanan kita.
4.Kupluk (balaclava), untuk menambah nyenyak tidur dan terhindar dari gigitan serangga kecil. Untuk daerah dingin (gunung es) fungsinya menjadi penting guna melindungi muka dan telinga dari pengaruh cuaca dingin.
5.Semir sepatu, terutama bagi pengguna / pemakai sepatu TNI, sebagai pemeliharaan supaya sepatu tetap lemas dan lentur. Tetapi semir sepatu ini bisa diganti dengan campuran minyak kelapa dan bawang merah.
6.Ikat kepala / kacu segitiga / bandana, kegunaannya sangat banyak, diantaranya bisa untuk menghapus keringat, sebagai tutup kepala atau telinga, dan bisa juga untuk membalut.
Perlengkapan pribadi lainnya
-Jarum, benang, kancing dan obat-obatan
-Tali sepatu cadangan, semir sepatu (bagi sepatu TNI), tali tubuh (webbing)
-Handuk, sikat gigi, sabun dan celana dalam
dll
Perlengkapan masak, terdiri dari :
-Alat masak lapangan (nesting, dll)
-Alat bantu makanan lainnya (sendok, garpu, dll)
-Alat pembuat api (lilin, korek api, spirtus, dll)
-Kantung air / tempat air
PERLENGKAPAN KHUSUS
1.CLIMBING (pemanjatan tebing) :
-Tali statis / dinamis
-Harness
-Helm
-Carabineers
-Sling standar dan prusik sling
-Chock
-Piton
-Ascendeur
-dll
2.ORAD (olahraga arus deras) :
-Perahu
-Kano / kayak
-Perahu karet
-Dayung
-Pelampung
-Helm
-Tali pengaman
-Pompa
-dll
3.CAVING (penelusuran gua) :
-Helm
-Headlamp / senter
-Harness
-Tangga baja / ladder
-Sepatu karet
-Carabineer
-Ascendeur
-dll
(EIGER Adventure Training & Education)
Terdiri dari :
1. Perlengkapan Dasar
2. Perlengkapan Tambahan
3. Perlengkapan Khusus
PERLENGKAPAN DASAR, diantaranya adalah : sepatu, kaos kaki, celana dan pakaian jalan, jas hujan / rain coat, topi lapangan, sarung tangan, ikat pinggang, rucksack / carrier / ransel, kantung tidur / sleeping bag, matras / alas tidur, peralatan navigasi, senter, peluit dan pisau.
Dalam memilih perlengkapan dasar, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1.Sepatu
-Pilih sepatu yang nyaman, tangguh, dapat melindungi dan cocok dengan aktivitas yang akan dilakukan. Bentuknya harus sesuai dengan ukuran kaki si pemakai. Sepatu yang baik harus menguntungkan bagi si pemakai dan kuat untuk pemakaian medan yang berat
-Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu yang melindungi alas kaki sampai mata kaki (melindungi sendi dan ujung jari kaki), dapat mencengkram pada permukaan licin dan tangguh di medan bebatuan, berkulit tebal, tidak mudah sobek apabila terkena duri dan bagian dalamnya lunak, serta masih memberikan ruang gerak bagi kaki. Bagian depannya harus keras, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terantuk batu (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang yang pada bagian depannya teramat keras karena memakai besi, selain berat, juga akan merusak jari kaki karena adanya perubahan suhu).
-Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, bentuknya biasanya bergerigi dengan dua arah, yang satu arahnya ke depan, berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan yang mendaki, yang satunya lagi mengarah ke belakang berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan menurun.
-Ada lubang ventilasi yang bersekat halus, untuk memberikan nafas pada kulit telapak kaki.
-Sepatu TNI cukup baik untuk digunakan, tetapi bagian sampingnya harus dimodifikasi dengan membuat semacam ventilasi, diberikan alas tambahan (insoles) berupa nylon tipis yang membuat lapisan udara antara kulit kaki dengan alas sepatu, sehingga sepatu nyaman dipakai tanpa dan tidak menjadi berat saat basah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
-Lecet, walaupun hanya luka kecil, namun sangat mengganggu perjalanan. Penyebab lecet mungkin karena sepatu yang kita gunakan kurang cocok (terlalu longgar atau sempit), kaos kaki kurang tebal ataupun sepatu yang kita kenakan masih baru dimana kulitnya masih tebal dan keras. Untuk itu peliharalah kaki kita dengan baik, sering-seringlah kita buka sepatu dan kontrol kaki, peliharalah kebersihan kaos kaki (usahakan kaos kaki kita tetap dalam keadaan kering). Yang penting kita harus mengenal sepatu yang akan kita pakai. Sepatu yang kita gunakan akan lebih baik lagi apabila telah sering kita pakai (yang masih laik pakai tentunya).
-Bersihkan kaos kaki, sepatu dan perlengkapan sepatu kita sesering mungkin.
-Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim (misalnya di dekat tungku api atau pada terik sinar matahari).
-Semirlah sepatu sewaktu-waktu dan olesi dengan semacam grease (minyak semir), agar kulitnya tetap lembut dan benangnya tidak cepat lapuk.
2. Kaos kaki
Yang harus diperhatikan : kaos kaki harus menyerap keringat.
Kaos kaki berguna untuk :
-Melindungi kulit kaki dari pergesekkan langsung dengan kulit sepatu atau bagian sepatu yang memungkinkan akan menimbulkan lecet / luka.
-Menjaga agar telapak kaki tetap dapat bernafas
-Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah-daerah dingin
Untuk keperluan di atas, bahan kaos kaki sebaiknya terbuat dari katun asli atau katun campuran wool atau bahan sintesis lainnya yang cukup baik. Kaos kaki yang kita bawa harus disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya : tebalnya, panjangnya dan jumlahnya, karena mungkin kita perlu memakai lebih dari satu pasang kaos kaki. Yang paling penting adalah kita harus selalu memakai kaos kaki kering. Dalam setiap perjalanan, dianjurkan untuk selalu membawa kaos kaki cadangan. Untuk perjalanan lama yang menempuh daerah dingin, sebaiknya menggunakan kaos kaki dua lapis, bagian dalam menggunakan kaos kaki dari bahan katun sedangkan bagian luar menggunakan kaos kaki dari bahan wool.
3. Celana jalan
-Kuat dan lembut (tidak keras)
-Ringan
-Tidak mengganggu gerakan kaki, artinya jahitan cukup longgar
-Praktis
-Terbuat dari bahan yang menyekat keringat
-Mudah kering, apabila basah tidak menambah berat
Untuk keperluan di atas, bahan celana sebaiknya terbuat dari katun yang cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri dan mudah kering. Contoh yang tebaik untuk jenis ini adalah celana PDL (pakaian dinas lapangan) militer atau celana loreng tentara. Bahan dari jeans sangat tidak dianjurkan, karena selain berat dan kaku, juga susah kering apabila basah terkena hujan. Pilihlah celana yang memakai ritsluiting untuk mengurangi kemungkinan pacet masuk.
4. Pakaian jalan
-Melindungi tubuh dari kondisi sekitar
-Kuat
-Ringan
-Tidak mengganggu pergerakkan
-Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
-Praktis
-Mudah kering
Pada prinsipnya, pakaian jalan hampir sama dengan celana jalan, hanya yang perlu diperhatikan adalah saku-saku yang ada pada pakaian jalan, tidak mengganggu apabila diisi dan tertekan ransel. Bahannya sebaiknya memakai kain yang terbuat dari katun atau wool, bertangan panjang untuk melindungi kemungkinan tertusuk duri, sengatan matahari maupun binatang berbisa. Seringkali orang mempunyai pemikiran yang salah, misalnya untuk penyusuran pantai mereka memakai pakaian lengan pendek atau baju tanpa lengan, padahal itu tidak baik, karena sinar matahari akan langsung menyengat kulit, sehingga kulit menjadi rusak. Yang perlu diperhatikan lagi adalah pakaian yang kita kenakan harus selalu kering, terutama saat kita akan tidur, untuk itu sangat dianjurkan membawa pakaian cadangan.
5.Jas hujan / rain coat
Jas hujan yang paling ideal adalah yang tahan air dan angin, tetapi dapat mengeluarkan panas tubuh atau keringat, sehingga nyaman saat memakainya.
6.Topi lapangan
-Melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat duri
-Melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang
-Topi yang akan kita kenakan harus kuat dan tidak mudah sobek
Untuk keperluan di atas, terutama untuk medan gunung hutan sangat dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi jepang (yang menutup telinga dan leher). Topi rimba / topi jepang selain melindungi kepala kita dari kemungkinan cedera akibat duri, juga melindungi bagian belakang kepala kita dari curahan air hujan.
Memakai topi yang terlalu lebar sangat tidak dianjurkan, selain akan menghalangi gerak, juga kurang praktis. Topi jenis koboi cocok jika dipakai di padang rumput atau daerah yang tidak terlalu banyak semak.
7. Sarung tangan
-Sebaiknya terbuat dari kulit
-Bentuknya sesuai dengan tangan kita
-Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan kita
Untuk medan gunung hutan, sarung tangan berguna melindungi tangan dari kemungkinan tertusuk duri dan dari cedera akibat terkena daun-daun yang berbahaya (daun pulus, dll) atau binatang-binatang kecil yang akan membuat tangan kita gatal. Sarung tangan wool dipilih untuk perlindungan pada cuaca dingin.
8.Ikat pinggang
Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala tidak terlalu besar tetapi teguh, misalnya dari kulit yang tebal tapi lembut atau dari bahan sintetis lainnya. Kegunaan ikat pinggang selain untuk menjaga celana kita supaya tidak melorot, juga untuk mengaitkan alat-alat yang perlu cepat terjangkau seperti pisau, tempat air minum, tempat P3K, dll.
9. Ransel / Carrier / Rucksacks
-Ringan, sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan (bayangkan apabila berat ransel kosong kita 8 kg), terbuat dari bahan yang water proof, sehingga kalau hujan tidak bertambah berat, cukup melindungi isi ransel walaupun tetap harus diberikan perlindungan ekstra dengan cara menggunakan kantung-kantung plastik untuk melindungi perlengkapan peka, seperti pakaian tidur, alat tulis, makanan kering, dll.
-Kuat, harus mampu membawa beban kita dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah sobek, jahitannya tidak mudah lepas, zipper-nya kokoh, dll.
-Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan. Untuk medan gunung hutan, tidak dianjurkan memakai ransel dengan frame di luar, selain merepotkan juga menyulitkan kita apabila melewati semak-semak. Ransel dengan frame luar cocok digunakan pada medan-medan yang datar atau medan yang tidak banyak semak-semaknya (seperti salju, padang rumput atau pantai).
-Nyaman dipakai, diajurkan memakai ransel yang ada frame-nya. Frame ini perlu agar berat beban merata keseluruhan keseimbangan tubuh, frame ini juga membuat nyaman karena adanya ventilasi antara punggung dengan ransel. Bagi ransel yang memakai frame di dalam (internal frame) mungkin perlu ditambahkan bahan yang menyerap keringat di bagian yang bersentuhan dengan punggung. Tali penyandang ransel harus kuat, cukup lebar dan empuk serta mudah di stel, juga ada tali pinggang (hip belt) untuk mengatur supaya ransel menempel dengan baik ke tubuh serta membantu pembagian berat keseimbangan.
-Praktis, kantung-kantung tambahan atau pembagian ruangnya memudahkan kita mengambil barang-barang tertentu dan mudah di lepas. Sekarang ini banyak sekali jenis ransel dalam berbagai model, ukuran, bahan serta harga yang bervariasi di toko-toko. Ketelitian dalam memilih akan sangat menentukan. Harga yang mahal belum tentu menjamin ransel yang baik, untuk itu pilihlah ransel yang sesuai dengan kriteria di atas. Untuk jenis perjalanan tertentu, ada baiknya kita melengkapi ransel kita dengan kantong tambahan atau daypack, ini untuk memudahkan pergerakan terutama dalam perjalanan. Ketika sedang melakukan penelitian atau sering melakukan perpindahan tempat, daypack sangat membantu kita.
10.Kantung Tidur / Sleeping Bag
Pada malam hari, badan kita akan kehilangan panas tubuh lebih cepat dari panas yang dihasilkan, oleh sebab itu kita perlu dilindungi lapisan yang dapat menahan dingin dan mencegah panas tubuh keluar / hilang, salah satunya adalah dengan menggunakan sleeping bag / kantung tidur.
11.Matras / Alas Tidur, sangat diperlukan supaya tubuh kita yang sudah terbungkus kantung tidur / sleeping bag, tidak langsung menyentuh tanah.
12.Peralatan Navigasi
Peralatan navigasi ini merupakan peralatan penting yang harus selalu kita bawa, diantaranya adalah : kompas, peta, penggaris segi tiga, busur derajat, pensil, dll.
13.Senter
Apabila kita kemalaman dalam perjalanan, maka senter sangat diperlukan sebagai alat penerangan, tetapi disarankan tidak melakukan perjalanan di malam hari, karena sangat berbahaya. Jangan lupa untuk membawa lampu dan batere cadangan.
14.Peluit
Diperlukan sebagai tanda apabila kita tersesat atau kehilangan arah.
15.Pisau
Pisau dan golok tebas merupakan alat bantu untuk keperluan menusuk, menyayat, memotong, melempar dan yang terpenting sebagai alat bantu untuk membuat api (memotong ranting, memotong kayu tipis-tipis, dll). Ada banyak pisau yang dibuat khusus untuk keperluan tertentu walaupun tetap dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Pisau adalah sahabat yang sangat baik dan berguna bagi pengembaraan. Karena itu pisau yang dibawa harus benar-benar cocok ukurannya, dapat dipercaya dan sesuai dengan keperluan kita.
PERLENGKAPAN TAMBAHAN
Perlengkapan ini walaupun bukan hal penting, namun ada baiknya juga kita membawanya untuk menambah kenyamanan dalam perjalanan kita.
1. Putis, yaitu pembelat betis yang terbuat dari kain katun / wool. Para pengembara, pejalan kaki, tentara menggunakan putis ini untuk menjaga otot-otot betis agar tetap fit dalam melakukan perjalanan panjang.
2.Gaiters (Sarung anti pacet), semacam sarung yang biasanya dibuat dari kain tipis, setinggi lutut sebelah atas, ujungnya bertali seperti sarung bantal. Banyak di pakai oleh pekerja kayu / perintis yang banyak melewati daerah rawa-rawa atau hutan basah yang banyak pacet / lintahnya.
Sekarang ini sudah banyak gaiters yang di jual di toko-toko, tinggal kita pilih mana yang kita sukai sesuai dengan keuangan kita tentunya.
3.Kelambu, untuk perjalanan yang banyak melewati rawa-rawa, ada baiknya apabila kita membekali diri kita dengan kelambu untuk menambah kenyamanan perjalanan kita.
4.Kupluk (balaclava), untuk menambah nyenyak tidur dan terhindar dari gigitan serangga kecil. Untuk daerah dingin (gunung es) fungsinya menjadi penting guna melindungi muka dan telinga dari pengaruh cuaca dingin.
5.Semir sepatu, terutama bagi pengguna / pemakai sepatu TNI, sebagai pemeliharaan supaya sepatu tetap lemas dan lentur. Tetapi semir sepatu ini bisa diganti dengan campuran minyak kelapa dan bawang merah.
6.Ikat kepala / kacu segitiga / bandana, kegunaannya sangat banyak, diantaranya bisa untuk menghapus keringat, sebagai tutup kepala atau telinga, dan bisa juga untuk membalut.
Perlengkapan pribadi lainnya
-Jarum, benang, kancing dan obat-obatan
-Tali sepatu cadangan, semir sepatu (bagi sepatu TNI), tali tubuh (webbing)
-Handuk, sikat gigi, sabun dan celana dalam
dll
Perlengkapan masak, terdiri dari :
-Alat masak lapangan (nesting, dll)
-Alat bantu makanan lainnya (sendok, garpu, dll)
-Alat pembuat api (lilin, korek api, spirtus, dll)
-Kantung air / tempat air
PERLENGKAPAN KHUSUS
1.CLIMBING (pemanjatan tebing) :
-Tali statis / dinamis
-Harness
-Helm
-Carabineers
-Sling standar dan prusik sling
-Chock
-Piton
-Ascendeur
-dll
2.ORAD (olahraga arus deras) :
-Perahu
-Kano / kayak
-Perahu karet
-Dayung
-Pelampung
-Helm
-Tali pengaman
-Pompa
-dll
3.CAVING (penelusuran gua) :
-Helm
-Headlamp / senter
-Harness
-Tangga baja / ladder
-Sepatu karet
-Carabineer
-Ascendeur
-dll
(EIGER Adventure Training & Education)
12 kebiasaan survivor sukses
12 Kebiasaan survivor yang sukses
12 KEBIASAAN DARI BEBERAPA SURVIVOR YANG SUKSES
Dalam suatu krisis, beberapa orang akan terbebani. Sebagian ada yang menyerah untuk berharap, mengapa? Laurence Gonzales mempelajari ratusan dari kasus-kasus yang menunjukkan sesuatu dengan tepat mengenai sikap dan strategi dari beberapa orang yang menolak untuk mati.
Saya telah mempelajari beberapa kecelakaan selama kurang lebih 30 tahun. Pertama, sebagai pilot yang juga wartawan, saya berkonsentrasi pada kecelakaan pesawat terbang. Kemudian, ketika ketertarikan saya beralih pada paddling, climbing dan travelling ke tempat-tempat terpencil, saya mulai mempelajari beberapa kecelakaan yang terjadi pada kegiatan alam terbuka. Silahkan Anda sebut saya sebagai orang yang tidak berperasaan, tetapi bagi saya membaca laporan kecelakaan-kecelakaan tersebut seperti membaca komedi bisu (bisu, karena orang-orangnya sebagian besar meninggal). Saya mencari pengertian mengapa beberapa orang meninggal dengan cepatnya dalam keadaan survive ini. Secara mengejutkan, saya menemukan kengerian yang sama pada beberapa orang yang bertahan hidup dalam keadaan sulit yang sangat ekstrim, kasus-kasus ini saya sebut "deep survival." Pada dasa warsa dan beberapa abad, terpisah melalui budaya, geografi, ras, agama dan tradisional, beberapa survivor yang sukses menunjukkan pola yang sama dari pikiran dan tindak tanduk yang mengarah pada transformasi keagamaan yang sama dalam mempertahankan hidup mereka. Satu kali kamu pernah melewati hujan salju, kapalmu karam atau kamu tersesat di hutan atau tanganmu terjepit saat boulder, sebagian besar menyangkut mental, berikut adalah cerita yang berhubungan dengan hal tersebut di atas, sebagian besar adalah kisah sebenarnya yang pernah dialami oleh beberapa survivor yang berhasil kembali dari perjalanan yang hampir membuat mereka mati.
ATURAN PENYELAMATAN DIRI DALAM KEADAAN BERBAHAYA
1. PERCAYA DIRI
Orang yang dapat menyelamatkan diri tidak terjebak pada perangkap ketakutan yang mematikan, yaitu ketakutan yang tidak termobilisasi atau penyangkalan terhadap ketakutan. Banyak orang yang seharusnya selamat dalam tragedi World Trade Center pada tanggal 11 September 2001 tewas, karena mereka hanya diam dengan patuh untuk menunggu pertolongan dan bukan berusaha untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Dan banyak diantara mereka yang dikuasai rasa panik. Panik disini tidak selalu berarti berlari kesana-kemari dengan menjerit-jerit, namun bisa berarti diam dengan tidak melakukan apapun . Para penyelidik kecelakaan pesawat sering menemukan bahwa para penumpang ternyata ditemukan mati dengan keadaan masih terikat erat di tempat duduk mereka. Orang yang dapat menyelamatkan diri sebaliknya menyadari keadaan mereka, "Saya benar-benar dalam keadaan yang membahayakan diri saya dan saya akan berusaha untuk menyelamatkan diri saya."
Dalam lima menit pertama sejak kecelakaan terjadi, sang korban dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran yang penting. Presepsi dan fungsi kognitif seseorang yang dapat menyelamatkan diri berada dalam tingkat yang tinggi saat ia menghadapi bahaya. Dengan dipacu oleh ancaman atas nyawanya, seseorang yang dapat menyelamatkan diri mengetahui keadaan sekitar mereka sampai ke hal-hal yang terkecil, selain itu merekapun meyakini naluri mereka. Joe Simpson, seorang pemanjat tebing dari Inggris yang baru saja menjejakkan kaki di gunung berketinggian 21.000 kaki di negara Peru, terjatuh dan mengalami patah kaki. Hal pertama yang muncul dalam benaknya adalah mungkin dia hanya keseleo. Tetapi beberapa saat kemudian dia berkata pada dirinya sendiri,"Kakiku patah, aku akan mati." Orang yang dapat menyelamatkan dirinya tidak menyangkal kebenaran. Hanya dengan menyadari luka yang dia alami, Simpson mampu untuk menjalani tantangan yang mengerikan di hadapannya.
2. TETAP TENANG
Dalam keadaan yang kritis, orang yang dapat menyelamatkan diri tidak dikuasai oleh rasa takut tapi mereka akan memanfaatkan rasa takut tersebut. Rasa takut yang mereka rasakan seringkali berubah menjadi rasa marah yang akan memotivasi mereka dan membuat mereka dapat berpikir dengan cerdik. Aron Ralston, seorang pemanjat gunung yang harus memotong tangannya untuk melepaskan diri dari batu besar yang telah menjepitnya di sebuah lembah celah di Utah, semula menjadi panik dan membantingkan tubuhnya ke batu yang telah menjepit tangannya. Tapi dia segera berhenti melakukan hal tersebut dan menarik nafas panjang untuk kemudian memperhatikan pilihan-pilihan yang dia miliki. Dia menghabiskan waktu hingga lima hari untuk dapat meyakinkan dirinya untuk menentukan apa yang harus dia lakukan untuk dapat menyelamatkan dirinya. Seseorang yang dapat menyelamatkan dirinya sangat mneyadari bahwa mereka harus tetap tenang. Mereka harus berusaha menghindar dari emosi ingin memberontak yang terlalu meluap-luap.
Dan dengan menghadapi keadaan genting, mereka juga dapat mengatasi penderitaan yang mereka rasakan dengan baik. Dalam buku In Touching The Void, Joe Simpson mengungkapkan penderitaan yang dia hadapi di Peru. Dia menulis bahwa dia dapat menyesuaikan diri dengan rasa sakit terus menerus yang dia rasakan yang disebabkan oleh kakinya yang terluka dan patah yang menjadi penghalang baginya untuk dapat menuruni gunung tersebut. James Stockdale, seorang pilot tempur yang ditembak jatuh di Vietnam dan menghabiskan waktu delapan tahun di Hanoi Hilton, julukan bagi camp penjaranya, yakin bahwa dengan membiasakan diri dengan rasa sakit adalah alat yang paling penting bagi orang yang dapat menyelamatkan dirinya, Anda harus mengalami rasa sakit. Tidak boleh ada kata tidak.
3. BERPIKIR, MENGANALISA, MERENCANAKAN
Orang yang harus menyelamatkan diri dalam jangka panjang dengan cepat akan mengorganisir, menentukan rutinitas yang harus mereka lakukan dan menetapkan disiplin. Dalam kelompok orang-orang yang sedang menyelamatkan diri, akan muncul seorang pemimpin. Seorang yang menyelamatkan diri seorang diri seringkali mengisahkan bahwa mereka mendengar sebuah suara yang mengendalikan situasi mereka. Sementara fenomena mendengar suara dapat mengindikasikan turunnya kondisi mental di dalam kedaan tertentu, hal tersebut juga mudah dijelaskan dalam dua fungsi otak : emosi dan akal. Dalam kasus-kasus tertentu dengan bahaya yang sangat fatal, emosi seringkali mengambil alih. Tapi seorang yang dapat menyelamatkan diri mengesampingkan emosi dan membiarkan akal yang bekerja dan mereka membuat diri mereka menjadi dua pribadi yang berbeda dimana mereka akan melaksanakan ide yang menurut mereka masuk akal.
Steve Callahan, seorang pelaut dan pembuat kapal, sedang dalam pelayaran tunggal di samudera Atlantik di tahun 1982 saat kapalnya tiba-tiba mengalami masalah dan mulai tenggelam. Terombang ambing selama 76 hari di atas sebuah sekoci seluas lima kaki, dia melakukan pelayaran penyelamatan dirinya dengan dipimpin oleh seorang kapten yang memberi perintah kepadanya dan menjaganya di saat dia sangat membutuhkan air minum. Bahkan saat dia ingin memberontak. Kaptennya dengan rutin melatih kru tersebut. Sehingga dalam kendali yang sangat ketat ini dia mampu menyingkirkan pikiran bahwa situasinya tidak mempunyai harapan. Dia harus terombang-ambing sejauh 1800 mil di dataran Karibia dan mengambil langkah-langkah pertama yang harus dilakukan dengan pikiran yang jernih dalam mencapai penyelamatan dirinya, juga menganalisa situasinya dan memformulasikan perencanaan yang akan dia jalani.
4. MENGAMBIL TINDAKAN
Orang yang menyelamatkan diri mau mengambil resiko untuk menyelamatkan diri mereka dan orang lainnya. Namun mereka pun berani dan menyadari apa yang akan mereka lakukan.
Callahan tidak mengerti mengapa kapalnya yang kecil tiba-tiba dipenuhi dengan air, mungkin terbentur oleh ikan paus. Tapi saat kapal tersebut mulai tenggelam dia tidak hanya diam memandang kapalnya dengan rasa tidak percaya. Dengan mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan diri, dia masuk ke dalam kabin yang gelap dan telah dipenuhi air untuk dapat mengambil barang-barangnya yang berharga. Dia muncul kembali dengan membawa "tas alat-alat darurat" berisi survival gear dan sleeping bag nya yang basah, dimana jika tanpa alat-alat tersebut dia tidak dapat menyelamatkan dirinya.
Lauren Elder, adalah satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan pesawat di dataran tinggi Sierra, California. Terdampar di puncak dengan ketinggian 12.000 kaki, dengan satu lengan yang patah, dia dapat melihat lembah Saint Joaquin di bawahnya, tapi dia terpisah oleh alam liar yang luas dan tebing es yang menyeramkan.
Dengan hanya mengenakan rok panjang, sebuah kemeja, dan sepatu boot dengan hak setinggi dua inci, dia merangkak "dengan kedua tangan dan kakinya" seperti yang dia katakan kemudian, "menjaga keseimbangan di antara lempengan es, meninju dengan tangan dan kakinya."
Dia harus memanjat tebing selama 36 jam, suatu hal yang tampak mustahil baginya. Namun Elder hanya memikirkan batu yang didepannya selangkah demi selangkah. Orang yang dapat menyelamatkan dirinya dapat memecahkan apa yang mereka lakukan setahap demi setahap sesuai dengan apa yang dapat mereka lakukan.
Merekapun terobsesi untuk dapat melakukannya dengan baik (Elder selalu menguji terlebih dahulu setiap pijakan yang akan dia lewati sebelum dia melangkah maju dan sering mengambil waktu untuk beristirahat. Orang yang dapat menyelamatkan diri berusaha hanya membuat sedikit kekeliruan. Mereka hanya melakukan apa yang sesuai dengan kekuatan mereka dalam waktu tertentu dari jam ke jam dari waktu ke waktu.
5. RAYAKAN KEBERHASILAN ANDA
Orang yang dapat menyelamatkan diri akan mendapatkan sukacita yang luar biasa dengan pencapaian yang mereka raih, sekecil apapun itu. Hal tersebut dapat menghindarkan mereka dari rasa putus asa yang mematikan dan menjaga mereka untuk terus termotivasi. Sukacita juga melepaskan diri mereka dari stuasi yang mengancam yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Elder berkata bahwa saat telah berhasil menuruni lereng es pertama, dia memandang ke atas lereng tersebut dan hampir tidak percaya atas apa yang telah dia lakukan, dia berkata pada dirinya sendiri, "Lihat apa yang telah kamu lakukan." Saya berseru keras hingga terdengar hingga ke lereng di bawah saya. Bahkan dengan lengannya yang patah, Elder merasakan rasa senang yang luar biasa menjadi teman setianya dalam perjalanannya untuk menyelamatkan dirinya. Hitunglah apa yang kamu miliki, kamu masih tetap hidup.
6. JADILAH ORANG YANG MENYELAMATKAN BUKAN MENJADI KORBAN
Orang yang menyelamatkan diri selalu melakukan hal yang sama bagi orang lain, bahkan jika orang tersebut berada ratusan mil jauhnya. Saat penulis Antone de Saint Exupery terdampar di gurun Libya setelah pesawat ekspedisinya mengalami kerusakan mesin, dia memikirkan apa yang akan terjadi dengan istrinya jika dia menyerah dan tidak kembali.
Yossi Ghinsberg seorang pendaki gunung kebangsaan Israel, tersesat di hutan Bolivia lebih dari dua minggu setelah terpisah dengan teman-temannya. Dia berhalusinasi bahwa dia ditemani seorang wanita cantik yang selalu menemaninya setiap malam dalam perjalanannya. Apapun yang dia lakukan, dia lakukan bagi wanita tersebut.
7. MENIKMATI PERJALANAN UNTUK MENYELAMATKAN DIRI
Nampaknya hal ini bertolak belakang dengan keadaan yang ada, namun dalam situasi yang paling sulitpun, orang yang dapat menyelamatkan dirinya menemukan sesuatu yang dapat dinikmati, sesuatu yang dapat dia lakukan. Penyelamatan diri dapat berarti penantian yang membosankan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Elder tertawa terbahak-bahak saat dia menyadari betapa dia takut bahwa seseorang akan melihat ke dalam roknya saat dia memanjat tebing. Bahkan saat kapal Callahan tenggelam, dia hanya berhenti tertawa saat dia harus menyelipkan pisau di mulutnya saat harus menaiki rakit seperti seorang bajak laut.
Uji coba yang dilakukan dengan bermain dalam kedaan yang genting juga akan menghasilkan penemuan dan penemuan akan menghasilkan teknik atau strategi yang baru yang akan menyelamatkan anda. Saat melewati tebing yang hampir vertikal di Peru, Joe simpson menciptakan irama saat dia mengayunkan kapaknya, menjatuhkan tangannya yang lain ke atas permukaan es dan lalu melakukan lompatan yang mengerikan dengan kakinya yang masih sehat. "Saya dengan cermat terus mengulang pola irama tersebut," tulisnya, "Saya mulai merasa terlepas dari keadaan di sekeliling saya."
Menyanyi, membayangkan permainan, mengingat puisi, menghitung dan mencoba menemukan solusi matematika yang sulit, akan membuang rasa jenuh karena menunggu dan akan membuat situasi jadi lebih menyenangkan, bahkan saat ada rasa takut yang mengancamnya. Di dalam penjaranya, James Stockdale menulis, "Orang yang melewati tragedi seperti ini dengan banyak puisi yang dapat diingat adalah orang yang mempunyai karunia."
Orang yang dapat menyelamatkan diri mengatur masa kritis yang dia alami hampir seperti seorang olahragawan dengan olahraga yang dia tekuni. Mereka terikat pada jimat-jimat. Mereka menemukan hal yang hanya dirasakan oleh seorang yang ahli, "zona" dimana emosi dan akal saling seimbang untuk menghasilkan satu tindakan yang dapat berubah-rubah.
8. MELIHAT KEINDAHAN
Orang yang menyelamatkan diri terpesona dengan keajaiban dunia mereka, khususnya saat menghadapi bahaya kematian. Ungkapan kekaguman akan keindahan, perasaan terpesona, membuka kesadaran akan keadaan di sekitar mereka (saat anda terpesona oleh sesuatu yang indah, pupil mata anda akan membesar). Debbie Kiley dan empat orang lainnya terombang ambing di lautan Atlantik, setelah kapal mereka tenggelam dalam badai pada tahun 1982. Mereka tidak mempunyai persediaan makanan, tidak mempunyai air minum dan dapat saja mati. Dua orang diantara mereka meminum air laut dan mulai menjadi gila. Ketika salah seorang dari mereka melompat dari papan ke laut, segera dia dimakan oleh ikan hiu di bawah papan mereka. Kiley merasa jika dia memandang terus ke laut, maka diapun dapat menjadi gila, maka dia berkata pada dirinya sendiri, "Lihat ke langit, disana tampak sangat indah."
Saat pesawat Saint Exupery terjatuh di gurun, dia menyadari bahwa dia dalam bahaya, namun dia berkata dalam hati : "Disini kita berada, akan mati, namun kematian tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan yang saya rasakan. Sukacita yang saya dapat dari setengah buah jeruk yang saya genggam adalah sukacita yang terbesar yang pernah saya rasakan."
9. MENYERAHKAN DIRI
Ya, anda pasti akan mati. Dalam kenyataanya, anda akan mati, semua orang akan mati walaupun mungkin tidak harus hari ini. Di hari ketiga saat dia terjepit di dalam jurang, Ralston telah kehabisan makanan dan air minum dan dia tahu bahwa dia akan mati jika dia tidak dapat melepaskan dirinya. Namun hal tersebut membawanya menjadi tenang bukan menjadi merasa menderita. "Saya menerima kematian dengan rasa damai," katanya. Dalam berbagai cara, fase perjalanan penyelamatan bersama berhubungan dengan tahap-tahap kematian dijelaskan dalam buku yang terkenal On Death and Dying (Dalam Menghadapi Kematian) ditulis oleh Elizabeth Kublerloss adalah penyangkalan, kemarahan, penawaran, depresi, dan penerimaan. Hanya dengan menerima kematian, banyak orang yang menyelamatkan diri mengatakan bahwa mereka mampu untuk berjuang dan bertahan hidup. Salah seorang psikolog dalam hal penyelamatan diri menyebutkan "Menyerahkan tanpa menyerah. Penyelamatan diri dilakukan oleh orang yang menyerahkan diri."
10. YAKIN BAHWA ANDA AKAN BERHASIL
Dalam perjalanan tahap selanjutnya, orang yang menyelamatkan diri mendapat semangat dari keyakinan bahwa dia akan selamat. "Selama dua hari berakhir pada saat saya terjepit di jurang," kenang Aron Ralston, "Saya merasa sebuah energi yang sangat meningkat memasuki diri saya walaupun waktu itu saya telah kehabisan makanan dan minuman." Segera setelah itu, dia menemukan kekuatan untuk memotong tangannya yang telah mati. Elder juga menemukan kekuatan ketika waktu terus berjalan : "Saat itu seolah-olah saya telah mendapatkan energi yang tidak ada batasnya."
11. LAKUKAN APAPUN YANG PERLU DILAKUKAN
Elder memanjat dan menuruni tebing es dan batu karang tanpa alat-alat dan pengalaman. Simpson menyeret kakinya yang patah sejauh bermil-mil untuk kembali ke posnya. Ralston memotong tangannya sendiri untuk membebaskan dirinya. Orang yang menyelamatkan diri memiliki apa yang disebut para psikolog sebagai pengetahuan-meta: Mereka mengetahui kemampuan mereka, dan tidak merendahkan atau melebih-lebihkannya. Mereka yakin bahwa segala seuatu adalah mungkin dan karena itu mereka harus bertindak.
Mereka seringkali mengucapkan sebuah mantera untuk menolong mereka, saat Yossie Ghinsberg hilang di hutan Bolivia, ia menuliskan,"Ketika saya putus asa, saya membisikkan mantera di telinga saya "Lelaki sedang beraksi, lelaki sedang beraksi," saya tidak tahu darimana saya mendapatkan kata-kata tersebut? saya ulangi terus kata-kata tersebut : "Seorang lelaki yang beraksi dapat melakukan apapun yang harus dia lakukan dengan tidak takut dan khawatir."
12. TIDAK PERNAH MENYERAH
Saat kantung oksigen Apollo 13 meledak dalam perjalanannya ke bulan pada tahun 1970, tampaknya kru yang ada dalam pesawat itu berada di ambang kematian. Komandan James Lovell memutuskan untuk terus menyampaikan semua data ke pusat kendali bahkan jika pesawat tersebut terbakar dalam perjalanan pulang. Callahan, Elder, Ghinsberg, Kiley, Ralston, Saint Exupery, Simpson, Stockdale "semuanya sama-sama menentukan dan mengetahui kebenaran akhir ini " jika kamu tetap hidup, masih ada yang dapat kamu lakukan.
Orang yang menyelamatkan diri tidak mudah dilemahkan oleh kemunduran. Saat mereka merasa bimbang, mereka akan mendorong diri mereka untuk melakukan sebuah proses dari awal kembali. Mereka menjaga diri mereka untuk tetap bersemangat dengan mengembangkan sebuah alternatif yang diciptakan dari daya ingatan yang kaya, dimana mereka dapat menyelamatkan diri. Mereka melihat kesempatan dalam kesengsaraan. Dalam keadaan yang buruk, orang yang dapat menyelamatkan diri dapat belajar dan menyukai uji coba yang mereka alami. Elder mengatakan, "Saya tidak akan menjual perjalanan yang saya alami dengan apapun. Bahkan kadang-kadang saya merindukannya. Saya merindukan kejelasan dalam mengetahui dengan tepat apa yang harus saya lakukan selanjutnya."
Mereka yang dapat menyelamatkan diri dari bahaya dunia ini, baik itu dalam permainan, bisnis ataupun perang, melalui penyakit atau tragedi akan melakukannya melalui suatu perubahan. Tetapi hal tersebut tidak muncul begitu saja saat dibutuhkan. Hal tersebut muncul dari pengalaman seumur hidup, sikap dan tindakan yang kita lakukan yang membentuk kepribadian seseorang, pusat dimana kekuatan yang dibutuhkan bersumber. Pengalaman penyelamatan diri adalah anugerah yang tidak dapat dibandingkan, dan akan menunjukkan siapa sebenarnya anda.
(Heni/Adventure, November 2003)
12 KEBIASAAN DARI BEBERAPA SURVIVOR YANG SUKSES
Dalam suatu krisis, beberapa orang akan terbebani. Sebagian ada yang menyerah untuk berharap, mengapa? Laurence Gonzales mempelajari ratusan dari kasus-kasus yang menunjukkan sesuatu dengan tepat mengenai sikap dan strategi dari beberapa orang yang menolak untuk mati.
Saya telah mempelajari beberapa kecelakaan selama kurang lebih 30 tahun. Pertama, sebagai pilot yang juga wartawan, saya berkonsentrasi pada kecelakaan pesawat terbang. Kemudian, ketika ketertarikan saya beralih pada paddling, climbing dan travelling ke tempat-tempat terpencil, saya mulai mempelajari beberapa kecelakaan yang terjadi pada kegiatan alam terbuka. Silahkan Anda sebut saya sebagai orang yang tidak berperasaan, tetapi bagi saya membaca laporan kecelakaan-kecelakaan tersebut seperti membaca komedi bisu (bisu, karena orang-orangnya sebagian besar meninggal). Saya mencari pengertian mengapa beberapa orang meninggal dengan cepatnya dalam keadaan survive ini. Secara mengejutkan, saya menemukan kengerian yang sama pada beberapa orang yang bertahan hidup dalam keadaan sulit yang sangat ekstrim, kasus-kasus ini saya sebut "deep survival." Pada dasa warsa dan beberapa abad, terpisah melalui budaya, geografi, ras, agama dan tradisional, beberapa survivor yang sukses menunjukkan pola yang sama dari pikiran dan tindak tanduk yang mengarah pada transformasi keagamaan yang sama dalam mempertahankan hidup mereka. Satu kali kamu pernah melewati hujan salju, kapalmu karam atau kamu tersesat di hutan atau tanganmu terjepit saat boulder, sebagian besar menyangkut mental, berikut adalah cerita yang berhubungan dengan hal tersebut di atas, sebagian besar adalah kisah sebenarnya yang pernah dialami oleh beberapa survivor yang berhasil kembali dari perjalanan yang hampir membuat mereka mati.
ATURAN PENYELAMATAN DIRI DALAM KEADAAN BERBAHAYA
1. PERCAYA DIRI
Orang yang dapat menyelamatkan diri tidak terjebak pada perangkap ketakutan yang mematikan, yaitu ketakutan yang tidak termobilisasi atau penyangkalan terhadap ketakutan. Banyak orang yang seharusnya selamat dalam tragedi World Trade Center pada tanggal 11 September 2001 tewas, karena mereka hanya diam dengan patuh untuk menunggu pertolongan dan bukan berusaha untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Dan banyak diantara mereka yang dikuasai rasa panik. Panik disini tidak selalu berarti berlari kesana-kemari dengan menjerit-jerit, namun bisa berarti diam dengan tidak melakukan apapun . Para penyelidik kecelakaan pesawat sering menemukan bahwa para penumpang ternyata ditemukan mati dengan keadaan masih terikat erat di tempat duduk mereka. Orang yang dapat menyelamatkan diri sebaliknya menyadari keadaan mereka, "Saya benar-benar dalam keadaan yang membahayakan diri saya dan saya akan berusaha untuk menyelamatkan diri saya."
Dalam lima menit pertama sejak kecelakaan terjadi, sang korban dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran yang penting. Presepsi dan fungsi kognitif seseorang yang dapat menyelamatkan diri berada dalam tingkat yang tinggi saat ia menghadapi bahaya. Dengan dipacu oleh ancaman atas nyawanya, seseorang yang dapat menyelamatkan diri mengetahui keadaan sekitar mereka sampai ke hal-hal yang terkecil, selain itu merekapun meyakini naluri mereka. Joe Simpson, seorang pemanjat tebing dari Inggris yang baru saja menjejakkan kaki di gunung berketinggian 21.000 kaki di negara Peru, terjatuh dan mengalami patah kaki. Hal pertama yang muncul dalam benaknya adalah mungkin dia hanya keseleo. Tetapi beberapa saat kemudian dia berkata pada dirinya sendiri,"Kakiku patah, aku akan mati." Orang yang dapat menyelamatkan dirinya tidak menyangkal kebenaran. Hanya dengan menyadari luka yang dia alami, Simpson mampu untuk menjalani tantangan yang mengerikan di hadapannya.
2. TETAP TENANG
Dalam keadaan yang kritis, orang yang dapat menyelamatkan diri tidak dikuasai oleh rasa takut tapi mereka akan memanfaatkan rasa takut tersebut. Rasa takut yang mereka rasakan seringkali berubah menjadi rasa marah yang akan memotivasi mereka dan membuat mereka dapat berpikir dengan cerdik. Aron Ralston, seorang pemanjat gunung yang harus memotong tangannya untuk melepaskan diri dari batu besar yang telah menjepitnya di sebuah lembah celah di Utah, semula menjadi panik dan membantingkan tubuhnya ke batu yang telah menjepit tangannya. Tapi dia segera berhenti melakukan hal tersebut dan menarik nafas panjang untuk kemudian memperhatikan pilihan-pilihan yang dia miliki. Dia menghabiskan waktu hingga lima hari untuk dapat meyakinkan dirinya untuk menentukan apa yang harus dia lakukan untuk dapat menyelamatkan dirinya. Seseorang yang dapat menyelamatkan dirinya sangat mneyadari bahwa mereka harus tetap tenang. Mereka harus berusaha menghindar dari emosi ingin memberontak yang terlalu meluap-luap.
Dan dengan menghadapi keadaan genting, mereka juga dapat mengatasi penderitaan yang mereka rasakan dengan baik. Dalam buku In Touching The Void, Joe Simpson mengungkapkan penderitaan yang dia hadapi di Peru. Dia menulis bahwa dia dapat menyesuaikan diri dengan rasa sakit terus menerus yang dia rasakan yang disebabkan oleh kakinya yang terluka dan patah yang menjadi penghalang baginya untuk dapat menuruni gunung tersebut. James Stockdale, seorang pilot tempur yang ditembak jatuh di Vietnam dan menghabiskan waktu delapan tahun di Hanoi Hilton, julukan bagi camp penjaranya, yakin bahwa dengan membiasakan diri dengan rasa sakit adalah alat yang paling penting bagi orang yang dapat menyelamatkan dirinya, Anda harus mengalami rasa sakit. Tidak boleh ada kata tidak.
3. BERPIKIR, MENGANALISA, MERENCANAKAN
Orang yang harus menyelamatkan diri dalam jangka panjang dengan cepat akan mengorganisir, menentukan rutinitas yang harus mereka lakukan dan menetapkan disiplin. Dalam kelompok orang-orang yang sedang menyelamatkan diri, akan muncul seorang pemimpin. Seorang yang menyelamatkan diri seorang diri seringkali mengisahkan bahwa mereka mendengar sebuah suara yang mengendalikan situasi mereka. Sementara fenomena mendengar suara dapat mengindikasikan turunnya kondisi mental di dalam kedaan tertentu, hal tersebut juga mudah dijelaskan dalam dua fungsi otak : emosi dan akal. Dalam kasus-kasus tertentu dengan bahaya yang sangat fatal, emosi seringkali mengambil alih. Tapi seorang yang dapat menyelamatkan diri mengesampingkan emosi dan membiarkan akal yang bekerja dan mereka membuat diri mereka menjadi dua pribadi yang berbeda dimana mereka akan melaksanakan ide yang menurut mereka masuk akal.
Steve Callahan, seorang pelaut dan pembuat kapal, sedang dalam pelayaran tunggal di samudera Atlantik di tahun 1982 saat kapalnya tiba-tiba mengalami masalah dan mulai tenggelam. Terombang ambing selama 76 hari di atas sebuah sekoci seluas lima kaki, dia melakukan pelayaran penyelamatan dirinya dengan dipimpin oleh seorang kapten yang memberi perintah kepadanya dan menjaganya di saat dia sangat membutuhkan air minum. Bahkan saat dia ingin memberontak. Kaptennya dengan rutin melatih kru tersebut. Sehingga dalam kendali yang sangat ketat ini dia mampu menyingkirkan pikiran bahwa situasinya tidak mempunyai harapan. Dia harus terombang-ambing sejauh 1800 mil di dataran Karibia dan mengambil langkah-langkah pertama yang harus dilakukan dengan pikiran yang jernih dalam mencapai penyelamatan dirinya, juga menganalisa situasinya dan memformulasikan perencanaan yang akan dia jalani.
4. MENGAMBIL TINDAKAN
Orang yang menyelamatkan diri mau mengambil resiko untuk menyelamatkan diri mereka dan orang lainnya. Namun mereka pun berani dan menyadari apa yang akan mereka lakukan.
Callahan tidak mengerti mengapa kapalnya yang kecil tiba-tiba dipenuhi dengan air, mungkin terbentur oleh ikan paus. Tapi saat kapal tersebut mulai tenggelam dia tidak hanya diam memandang kapalnya dengan rasa tidak percaya. Dengan mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan diri, dia masuk ke dalam kabin yang gelap dan telah dipenuhi air untuk dapat mengambil barang-barangnya yang berharga. Dia muncul kembali dengan membawa "tas alat-alat darurat" berisi survival gear dan sleeping bag nya yang basah, dimana jika tanpa alat-alat tersebut dia tidak dapat menyelamatkan dirinya.
Lauren Elder, adalah satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan pesawat di dataran tinggi Sierra, California. Terdampar di puncak dengan ketinggian 12.000 kaki, dengan satu lengan yang patah, dia dapat melihat lembah Saint Joaquin di bawahnya, tapi dia terpisah oleh alam liar yang luas dan tebing es yang menyeramkan.
Dengan hanya mengenakan rok panjang, sebuah kemeja, dan sepatu boot dengan hak setinggi dua inci, dia merangkak "dengan kedua tangan dan kakinya" seperti yang dia katakan kemudian, "menjaga keseimbangan di antara lempengan es, meninju dengan tangan dan kakinya."
Dia harus memanjat tebing selama 36 jam, suatu hal yang tampak mustahil baginya. Namun Elder hanya memikirkan batu yang didepannya selangkah demi selangkah. Orang yang dapat menyelamatkan dirinya dapat memecahkan apa yang mereka lakukan setahap demi setahap sesuai dengan apa yang dapat mereka lakukan.
Merekapun terobsesi untuk dapat melakukannya dengan baik (Elder selalu menguji terlebih dahulu setiap pijakan yang akan dia lewati sebelum dia melangkah maju dan sering mengambil waktu untuk beristirahat. Orang yang dapat menyelamatkan diri berusaha hanya membuat sedikit kekeliruan. Mereka hanya melakukan apa yang sesuai dengan kekuatan mereka dalam waktu tertentu dari jam ke jam dari waktu ke waktu.
5. RAYAKAN KEBERHASILAN ANDA
Orang yang dapat menyelamatkan diri akan mendapatkan sukacita yang luar biasa dengan pencapaian yang mereka raih, sekecil apapun itu. Hal tersebut dapat menghindarkan mereka dari rasa putus asa yang mematikan dan menjaga mereka untuk terus termotivasi. Sukacita juga melepaskan diri mereka dari stuasi yang mengancam yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Elder berkata bahwa saat telah berhasil menuruni lereng es pertama, dia memandang ke atas lereng tersebut dan hampir tidak percaya atas apa yang telah dia lakukan, dia berkata pada dirinya sendiri, "Lihat apa yang telah kamu lakukan." Saya berseru keras hingga terdengar hingga ke lereng di bawah saya. Bahkan dengan lengannya yang patah, Elder merasakan rasa senang yang luar biasa menjadi teman setianya dalam perjalanannya untuk menyelamatkan dirinya. Hitunglah apa yang kamu miliki, kamu masih tetap hidup.
6. JADILAH ORANG YANG MENYELAMATKAN BUKAN MENJADI KORBAN
Orang yang menyelamatkan diri selalu melakukan hal yang sama bagi orang lain, bahkan jika orang tersebut berada ratusan mil jauhnya. Saat penulis Antone de Saint Exupery terdampar di gurun Libya setelah pesawat ekspedisinya mengalami kerusakan mesin, dia memikirkan apa yang akan terjadi dengan istrinya jika dia menyerah dan tidak kembali.
Yossi Ghinsberg seorang pendaki gunung kebangsaan Israel, tersesat di hutan Bolivia lebih dari dua minggu setelah terpisah dengan teman-temannya. Dia berhalusinasi bahwa dia ditemani seorang wanita cantik yang selalu menemaninya setiap malam dalam perjalanannya. Apapun yang dia lakukan, dia lakukan bagi wanita tersebut.
7. MENIKMATI PERJALANAN UNTUK MENYELAMATKAN DIRI
Nampaknya hal ini bertolak belakang dengan keadaan yang ada, namun dalam situasi yang paling sulitpun, orang yang dapat menyelamatkan dirinya menemukan sesuatu yang dapat dinikmati, sesuatu yang dapat dia lakukan. Penyelamatan diri dapat berarti penantian yang membosankan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Elder tertawa terbahak-bahak saat dia menyadari betapa dia takut bahwa seseorang akan melihat ke dalam roknya saat dia memanjat tebing. Bahkan saat kapal Callahan tenggelam, dia hanya berhenti tertawa saat dia harus menyelipkan pisau di mulutnya saat harus menaiki rakit seperti seorang bajak laut.
Uji coba yang dilakukan dengan bermain dalam kedaan yang genting juga akan menghasilkan penemuan dan penemuan akan menghasilkan teknik atau strategi yang baru yang akan menyelamatkan anda. Saat melewati tebing yang hampir vertikal di Peru, Joe simpson menciptakan irama saat dia mengayunkan kapaknya, menjatuhkan tangannya yang lain ke atas permukaan es dan lalu melakukan lompatan yang mengerikan dengan kakinya yang masih sehat. "Saya dengan cermat terus mengulang pola irama tersebut," tulisnya, "Saya mulai merasa terlepas dari keadaan di sekeliling saya."
Menyanyi, membayangkan permainan, mengingat puisi, menghitung dan mencoba menemukan solusi matematika yang sulit, akan membuang rasa jenuh karena menunggu dan akan membuat situasi jadi lebih menyenangkan, bahkan saat ada rasa takut yang mengancamnya. Di dalam penjaranya, James Stockdale menulis, "Orang yang melewati tragedi seperti ini dengan banyak puisi yang dapat diingat adalah orang yang mempunyai karunia."
Orang yang dapat menyelamatkan diri mengatur masa kritis yang dia alami hampir seperti seorang olahragawan dengan olahraga yang dia tekuni. Mereka terikat pada jimat-jimat. Mereka menemukan hal yang hanya dirasakan oleh seorang yang ahli, "zona" dimana emosi dan akal saling seimbang untuk menghasilkan satu tindakan yang dapat berubah-rubah.
8. MELIHAT KEINDAHAN
Orang yang menyelamatkan diri terpesona dengan keajaiban dunia mereka, khususnya saat menghadapi bahaya kematian. Ungkapan kekaguman akan keindahan, perasaan terpesona, membuka kesadaran akan keadaan di sekitar mereka (saat anda terpesona oleh sesuatu yang indah, pupil mata anda akan membesar). Debbie Kiley dan empat orang lainnya terombang ambing di lautan Atlantik, setelah kapal mereka tenggelam dalam badai pada tahun 1982. Mereka tidak mempunyai persediaan makanan, tidak mempunyai air minum dan dapat saja mati. Dua orang diantara mereka meminum air laut dan mulai menjadi gila. Ketika salah seorang dari mereka melompat dari papan ke laut, segera dia dimakan oleh ikan hiu di bawah papan mereka. Kiley merasa jika dia memandang terus ke laut, maka diapun dapat menjadi gila, maka dia berkata pada dirinya sendiri, "Lihat ke langit, disana tampak sangat indah."
Saat pesawat Saint Exupery terjatuh di gurun, dia menyadari bahwa dia dalam bahaya, namun dia berkata dalam hati : "Disini kita berada, akan mati, namun kematian tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan yang saya rasakan. Sukacita yang saya dapat dari setengah buah jeruk yang saya genggam adalah sukacita yang terbesar yang pernah saya rasakan."
9. MENYERAHKAN DIRI
Ya, anda pasti akan mati. Dalam kenyataanya, anda akan mati, semua orang akan mati walaupun mungkin tidak harus hari ini. Di hari ketiga saat dia terjepit di dalam jurang, Ralston telah kehabisan makanan dan air minum dan dia tahu bahwa dia akan mati jika dia tidak dapat melepaskan dirinya. Namun hal tersebut membawanya menjadi tenang bukan menjadi merasa menderita. "Saya menerima kematian dengan rasa damai," katanya. Dalam berbagai cara, fase perjalanan penyelamatan bersama berhubungan dengan tahap-tahap kematian dijelaskan dalam buku yang terkenal On Death and Dying (Dalam Menghadapi Kematian) ditulis oleh Elizabeth Kublerloss adalah penyangkalan, kemarahan, penawaran, depresi, dan penerimaan. Hanya dengan menerima kematian, banyak orang yang menyelamatkan diri mengatakan bahwa mereka mampu untuk berjuang dan bertahan hidup. Salah seorang psikolog dalam hal penyelamatan diri menyebutkan "Menyerahkan tanpa menyerah. Penyelamatan diri dilakukan oleh orang yang menyerahkan diri."
10. YAKIN BAHWA ANDA AKAN BERHASIL
Dalam perjalanan tahap selanjutnya, orang yang menyelamatkan diri mendapat semangat dari keyakinan bahwa dia akan selamat. "Selama dua hari berakhir pada saat saya terjepit di jurang," kenang Aron Ralston, "Saya merasa sebuah energi yang sangat meningkat memasuki diri saya walaupun waktu itu saya telah kehabisan makanan dan minuman." Segera setelah itu, dia menemukan kekuatan untuk memotong tangannya yang telah mati. Elder juga menemukan kekuatan ketika waktu terus berjalan : "Saat itu seolah-olah saya telah mendapatkan energi yang tidak ada batasnya."
11. LAKUKAN APAPUN YANG PERLU DILAKUKAN
Elder memanjat dan menuruni tebing es dan batu karang tanpa alat-alat dan pengalaman. Simpson menyeret kakinya yang patah sejauh bermil-mil untuk kembali ke posnya. Ralston memotong tangannya sendiri untuk membebaskan dirinya. Orang yang menyelamatkan diri memiliki apa yang disebut para psikolog sebagai pengetahuan-meta: Mereka mengetahui kemampuan mereka, dan tidak merendahkan atau melebih-lebihkannya. Mereka yakin bahwa segala seuatu adalah mungkin dan karena itu mereka harus bertindak.
Mereka seringkali mengucapkan sebuah mantera untuk menolong mereka, saat Yossie Ghinsberg hilang di hutan Bolivia, ia menuliskan,"Ketika saya putus asa, saya membisikkan mantera di telinga saya "Lelaki sedang beraksi, lelaki sedang beraksi," saya tidak tahu darimana saya mendapatkan kata-kata tersebut? saya ulangi terus kata-kata tersebut : "Seorang lelaki yang beraksi dapat melakukan apapun yang harus dia lakukan dengan tidak takut dan khawatir."
12. TIDAK PERNAH MENYERAH
Saat kantung oksigen Apollo 13 meledak dalam perjalanannya ke bulan pada tahun 1970, tampaknya kru yang ada dalam pesawat itu berada di ambang kematian. Komandan James Lovell memutuskan untuk terus menyampaikan semua data ke pusat kendali bahkan jika pesawat tersebut terbakar dalam perjalanan pulang. Callahan, Elder, Ghinsberg, Kiley, Ralston, Saint Exupery, Simpson, Stockdale "semuanya sama-sama menentukan dan mengetahui kebenaran akhir ini " jika kamu tetap hidup, masih ada yang dapat kamu lakukan.
Orang yang menyelamatkan diri tidak mudah dilemahkan oleh kemunduran. Saat mereka merasa bimbang, mereka akan mendorong diri mereka untuk melakukan sebuah proses dari awal kembali. Mereka menjaga diri mereka untuk tetap bersemangat dengan mengembangkan sebuah alternatif yang diciptakan dari daya ingatan yang kaya, dimana mereka dapat menyelamatkan diri. Mereka melihat kesempatan dalam kesengsaraan. Dalam keadaan yang buruk, orang yang dapat menyelamatkan diri dapat belajar dan menyukai uji coba yang mereka alami. Elder mengatakan, "Saya tidak akan menjual perjalanan yang saya alami dengan apapun. Bahkan kadang-kadang saya merindukannya. Saya merindukan kejelasan dalam mengetahui dengan tepat apa yang harus saya lakukan selanjutnya."
Mereka yang dapat menyelamatkan diri dari bahaya dunia ini, baik itu dalam permainan, bisnis ataupun perang, melalui penyakit atau tragedi akan melakukannya melalui suatu perubahan. Tetapi hal tersebut tidak muncul begitu saja saat dibutuhkan. Hal tersebut muncul dari pengalaman seumur hidup, sikap dan tindakan yang kita lakukan yang membentuk kepribadian seseorang, pusat dimana kekuatan yang dibutuhkan bersumber. Pengalaman penyelamatan diri adalah anugerah yang tidak dapat dibandingkan, dan akan menunjukkan siapa sebenarnya anda.
(Heni/Adventure, November 2003)
ketika tersesat di gunung
Ketika tersesat di Gunung..
Himatekom.Net
Dokter ahli bedah mayat yang akrab dipanggil dokter Cico ini berpendapat, mi instan sangat cepat menarik cairan tubuh. Padahal, pendaki gunung harus mengirit air yang ada di dalam tubuhnya masing-masing. Akibat kekurangan cairan, pendaki kerap menjadi kehilangan cara berpikir dan salah mengambil keputusan hingga menyebabkan pendaki-pendaki tersesat.
"Produk mi instan memang tidak salah, tetapi manusia dalam hal ini pendaki gunung sendirilah yang salah memanfaatkannya. Kalau sekadar camping beberapa hari, mi instan memang sangat praktis untuk mencegah lapar. Tetapi, bukan untuk bekal naik gunung yang bisa memakan waktu berhari-hari, " jelas Cico, yang sejak tahun 1990 menjadi dosen Fakultas Kedokteran bidang Forensik UKI Jakarta.
Karena asyiknya bergelut dengan masalah kecelakaan gunung ini, dokter yang masih lajang kelahiran Jakarta ini mengatakan, siapa pun akan mengakui bahwa tim Search and Rescue (SAR) Indonesia punya kemampuan menemukan korban-korban di gunung, baik yang masih hidup maupun yang tewas. Namun, setelah korban ditemukan, mereka bingung menghadapi korban ini. Bahkan, luka-luka pun sering diabaikan.
KEPADA para pendaki Indonesia, Cico yang baru saja merampungkan pelatihan di Miami, Amerika Serikat, untuk membuat standardisasi pertolongan pertama kecelakaan gunung ini kerap mengingatkan, jika tersesat di gunung, yang dibutuhkan bukan hanya makanan, tetapi juga ketenangan, pertimbangkan stamina, dan berpikir jernih.
Cico menjelaskan, kita boleh nyasar, sebab dengan tersesat akan menambah pengalaman. Lalu, menembus jalan sesat itu harus dilakukan, sebab kita mempunyai pengetahuan dan keterampilan. Namun, mati jangan sampai, sebelum kita memanfaatkan akal pengetahuan dan keterampilan kita.
"Jadi, begitu hilang, pendaki gunung seharusnya memiliki tekad dasar berupa kemauan untuk hidup, bukan sekadar tekad bagaimana meloloskan diri dari lubang ketersesatan, " ujarnya.
Ia mencatat, hampir 80 persen pencinta alam mati di gunung dalam posisi istirahat. Karena sewaktu lelah, pendaki itu tidur dengan badan yang tidak terisolasi dan cuaca sekeliling lebih rendah. Akhirnya, cuaca itu mempengaruhi suhu tubuh hingga menyebabkan tingkat kesadaran menurun drastis. Lalu, beristirahat selamanya. Mati.
Kelemahan pendaki gunung Indonesia adalah sikap kurang koreksi diri terhadap kecelakaan sekecil apa pun. Mereka sering memandang diri sebagai orang kuat. Contoh paling gampang, kalau kita bermain di air. Sejago apa pun kita berenang, alat pelindung tetap harus digunakan. Begitu pula pendaki yang kerap naik-turun gunung. "Matinya sepele, akibat lelah, dia nyasar sampai kedinginan," ujar pengamat kecelakaan gunung ini. Model yang kerap dipakai, jelasnya, adalah jika cedera, kita masih mengatakan untung tidak mati.
SEKITAR 90 persen, kata Cico, kecelakaan gunung itu disebabkan oleh kurangnya sikap antisipasi pendaki. Sebagai kaum muda, kita sulit membedakan antara antusiasme dan keselamatan. Kedua faktor ini memiliki garis tipis sekali. Antusias berarti keinginan melakukan kegiatan di alam bebas, tanpa memperhatikan lagi faktor keselamatan. Sedangkan, keselamatan jiwa yang seharusnya diperjuangkan dalam kegiatan pendakian justru dianggap remeh.
Hal itu pun dialaminya sendiri, ketika Cico dinyatakan hilang sedikitnya tiga kali berturut-turut di gunung yang berbeda di Jawa Tengah. "Setahun sekali hilang," ujar Cico, yang baru saja mengadakan studi banding di negara-negara ASEAN.
Tahun 1977, Cico dinyatakan hilang di Gunung Ungaran. Gara-gara ingin mencari air untuk menolong teman-temannya, Cico yang waktu itu juga sudah merasa lelah, tiba-tiba terpeleset hingga terperosok ke jurang. "Untung, waktu itu nyangsang di pepohonan, meskipun sempat tidak sadarkan diri," kenang Cico, begitu sadar dan beristirahat sebentar, Cico berhasil menemukan senternya. Kemudian, dia ingat teori pendakian yang diajarkan di kampus. Ia tidak lekas turun, melainkan kembali mendaki untuk mencari tanah lapang agar mudah memperoleh orientasi langkah selanjutnya. Kemudian, nyala lampu senternya "dimainkan" untuk menunjukkan kepada penduduk sekitar bahwa dirinya butuh pertolongan.
Lagi-lagi dia beruntung. Sewaktu mengirim sinyal lampu senter, rombongan Pramuka mampu membacanya dan segera memberikan pertolongan. "Maka selamatlah saya," ujarnya.
Pada tahun 1978, Cico pun hilang selama lima hari di Gunung Sumbing. Waktu itu, Cico bersama kawan-kawannya naik dari daerah Garum dan berencana turun melalui Bangsri. Sebagai pemula, ia mengakui, kehilangannya itu akibat ulahnya sendiri. Ia tersesat sendirian ketika hendak menyusul kawan-kawannya yang sudah mendaki lebih dulu.
Karena sendirian, kata Cico, bekal makanan diirit-irit dalam pendakian itu. "Saya hanya makan pakis, umbi-umbian, dan akar alang-alang. Minumnya, saya menggunakan kain kasa steril dan sapu tangan yang sudah diletakkan di atas rerumputan," jelas Cico. Namun, ia tak lupa meninggalkan tanda-tanda dengan menggunakan batu atau tumbuh-tumbuhan setiap melalui jalan pendakian itu. Harapannya, ada tim SAR atau orang yang tetap mencarinya.
Tahun berikutnya, Cico hilang di Gunung Ciremai selama tiga hari tiga malam. Waktu itu, Cico mendaki bersama empat kawannya. Usai pendakian, mereka tersesat. Cico mengingatkan, sebaiknya kita kembali naik, agar bisa memiliki orientasi lapangan. "Tetapi, teman-teman saya bilang, ah... tanggung, kita jalan turun terus saja. Jalan menurun itu pasti ke desa," kata Cico menirukan omongan teman-temannya.
Ternyata, betul dugaan Cico. Jalan menurun belum tentu menuju desa, tetapi justru menyebabkan kita terjebak di lembah. Mereka tersesat di lembah tak berujung yang sulit untuk melakukan orientasi.
Karena sudah larut malam, mereka pun akhirnya mendekam di lembah itu. Pagi harinya, mereka kembali mendaki untuk mencari dataran tinggi. Dari sanalah, Cico melihat petak sawah yang tentu mengindikasikan adanya kehidupan. Lalu, ia mengukur dengan kompas dan alat pengukur ketinggian seadanya, barulah melangkah.
Hingga kini, Cico merasa prihatin, karena dokter-dokter yang memiliki panggilan pertolongan pertama atas kecelakaan di gunung sangat sedikit. Andaikan ada kadernya, itu pun kebanyakan wanita. Ketika dokter wanita itu mulai berkeluarga, sayangnya mereka menghentikan panggilan sebagai dokter kecelakaan gunung ini.
Cico berharap, dokter-dokter Indonesia sekali-kali turun ke lapangan seperti begini.
Sumber : mapalista dot or dot id
Himatekom.Net
Dokter ahli bedah mayat yang akrab dipanggil dokter Cico ini berpendapat, mi instan sangat cepat menarik cairan tubuh. Padahal, pendaki gunung harus mengirit air yang ada di dalam tubuhnya masing-masing. Akibat kekurangan cairan, pendaki kerap menjadi kehilangan cara berpikir dan salah mengambil keputusan hingga menyebabkan pendaki-pendaki tersesat.
"Produk mi instan memang tidak salah, tetapi manusia dalam hal ini pendaki gunung sendirilah yang salah memanfaatkannya. Kalau sekadar camping beberapa hari, mi instan memang sangat praktis untuk mencegah lapar. Tetapi, bukan untuk bekal naik gunung yang bisa memakan waktu berhari-hari, " jelas Cico, yang sejak tahun 1990 menjadi dosen Fakultas Kedokteran bidang Forensik UKI Jakarta.
Karena asyiknya bergelut dengan masalah kecelakaan gunung ini, dokter yang masih lajang kelahiran Jakarta ini mengatakan, siapa pun akan mengakui bahwa tim Search and Rescue (SAR) Indonesia punya kemampuan menemukan korban-korban di gunung, baik yang masih hidup maupun yang tewas. Namun, setelah korban ditemukan, mereka bingung menghadapi korban ini. Bahkan, luka-luka pun sering diabaikan.
KEPADA para pendaki Indonesia, Cico yang baru saja merampungkan pelatihan di Miami, Amerika Serikat, untuk membuat standardisasi pertolongan pertama kecelakaan gunung ini kerap mengingatkan, jika tersesat di gunung, yang dibutuhkan bukan hanya makanan, tetapi juga ketenangan, pertimbangkan stamina, dan berpikir jernih.
Cico menjelaskan, kita boleh nyasar, sebab dengan tersesat akan menambah pengalaman. Lalu, menembus jalan sesat itu harus dilakukan, sebab kita mempunyai pengetahuan dan keterampilan. Namun, mati jangan sampai, sebelum kita memanfaatkan akal pengetahuan dan keterampilan kita.
"Jadi, begitu hilang, pendaki gunung seharusnya memiliki tekad dasar berupa kemauan untuk hidup, bukan sekadar tekad bagaimana meloloskan diri dari lubang ketersesatan, " ujarnya.
Ia mencatat, hampir 80 persen pencinta alam mati di gunung dalam posisi istirahat. Karena sewaktu lelah, pendaki itu tidur dengan badan yang tidak terisolasi dan cuaca sekeliling lebih rendah. Akhirnya, cuaca itu mempengaruhi suhu tubuh hingga menyebabkan tingkat kesadaran menurun drastis. Lalu, beristirahat selamanya. Mati.
Kelemahan pendaki gunung Indonesia adalah sikap kurang koreksi diri terhadap kecelakaan sekecil apa pun. Mereka sering memandang diri sebagai orang kuat. Contoh paling gampang, kalau kita bermain di air. Sejago apa pun kita berenang, alat pelindung tetap harus digunakan. Begitu pula pendaki yang kerap naik-turun gunung. "Matinya sepele, akibat lelah, dia nyasar sampai kedinginan," ujar pengamat kecelakaan gunung ini. Model yang kerap dipakai, jelasnya, adalah jika cedera, kita masih mengatakan untung tidak mati.
SEKITAR 90 persen, kata Cico, kecelakaan gunung itu disebabkan oleh kurangnya sikap antisipasi pendaki. Sebagai kaum muda, kita sulit membedakan antara antusiasme dan keselamatan. Kedua faktor ini memiliki garis tipis sekali. Antusias berarti keinginan melakukan kegiatan di alam bebas, tanpa memperhatikan lagi faktor keselamatan. Sedangkan, keselamatan jiwa yang seharusnya diperjuangkan dalam kegiatan pendakian justru dianggap remeh.
Hal itu pun dialaminya sendiri, ketika Cico dinyatakan hilang sedikitnya tiga kali berturut-turut di gunung yang berbeda di Jawa Tengah. "Setahun sekali hilang," ujar Cico, yang baru saja mengadakan studi banding di negara-negara ASEAN.
Tahun 1977, Cico dinyatakan hilang di Gunung Ungaran. Gara-gara ingin mencari air untuk menolong teman-temannya, Cico yang waktu itu juga sudah merasa lelah, tiba-tiba terpeleset hingga terperosok ke jurang. "Untung, waktu itu nyangsang di pepohonan, meskipun sempat tidak sadarkan diri," kenang Cico, begitu sadar dan beristirahat sebentar, Cico berhasil menemukan senternya. Kemudian, dia ingat teori pendakian yang diajarkan di kampus. Ia tidak lekas turun, melainkan kembali mendaki untuk mencari tanah lapang agar mudah memperoleh orientasi langkah selanjutnya. Kemudian, nyala lampu senternya "dimainkan" untuk menunjukkan kepada penduduk sekitar bahwa dirinya butuh pertolongan.
Lagi-lagi dia beruntung. Sewaktu mengirim sinyal lampu senter, rombongan Pramuka mampu membacanya dan segera memberikan pertolongan. "Maka selamatlah saya," ujarnya.
Pada tahun 1978, Cico pun hilang selama lima hari di Gunung Sumbing. Waktu itu, Cico bersama kawan-kawannya naik dari daerah Garum dan berencana turun melalui Bangsri. Sebagai pemula, ia mengakui, kehilangannya itu akibat ulahnya sendiri. Ia tersesat sendirian ketika hendak menyusul kawan-kawannya yang sudah mendaki lebih dulu.
Karena sendirian, kata Cico, bekal makanan diirit-irit dalam pendakian itu. "Saya hanya makan pakis, umbi-umbian, dan akar alang-alang. Minumnya, saya menggunakan kain kasa steril dan sapu tangan yang sudah diletakkan di atas rerumputan," jelas Cico. Namun, ia tak lupa meninggalkan tanda-tanda dengan menggunakan batu atau tumbuh-tumbuhan setiap melalui jalan pendakian itu. Harapannya, ada tim SAR atau orang yang tetap mencarinya.
Tahun berikutnya, Cico hilang di Gunung Ciremai selama tiga hari tiga malam. Waktu itu, Cico mendaki bersama empat kawannya. Usai pendakian, mereka tersesat. Cico mengingatkan, sebaiknya kita kembali naik, agar bisa memiliki orientasi lapangan. "Tetapi, teman-teman saya bilang, ah... tanggung, kita jalan turun terus saja. Jalan menurun itu pasti ke desa," kata Cico menirukan omongan teman-temannya.
Ternyata, betul dugaan Cico. Jalan menurun belum tentu menuju desa, tetapi justru menyebabkan kita terjebak di lembah. Mereka tersesat di lembah tak berujung yang sulit untuk melakukan orientasi.
Karena sudah larut malam, mereka pun akhirnya mendekam di lembah itu. Pagi harinya, mereka kembali mendaki untuk mencari dataran tinggi. Dari sanalah, Cico melihat petak sawah yang tentu mengindikasikan adanya kehidupan. Lalu, ia mengukur dengan kompas dan alat pengukur ketinggian seadanya, barulah melangkah.
Hingga kini, Cico merasa prihatin, karena dokter-dokter yang memiliki panggilan pertolongan pertama atas kecelakaan di gunung sangat sedikit. Andaikan ada kadernya, itu pun kebanyakan wanita. Ketika dokter wanita itu mulai berkeluarga, sayangnya mereka menghentikan panggilan sebagai dokter kecelakaan gunung ini.
Cico berharap, dokter-dokter Indonesia sekali-kali turun ke lapangan seperti begini.
Sumber : mapalista dot or dot id
survival,persiapan,tips,peralatan mendaki gunung
Gunung adalah salah satu lingkungan yang tidak lazim dihuni oleh manusia. Namun gunung sering menjadi tempat pilihan pertama bagi sebagian orang untuk kegiatan mereka. Kondisi alam di gunung sangatlah sulit ditebak. Kadang cuaca cerah tapi dengan hitungan menit sudah menjadi hujan disertai angin kencang. Selain itu cuaca di gunung sangat dingin. Tak heran jika banyak terjadi kecelakaan di gunung.
Melakukan persiapan dengan baik sebelum melakukan kegiatan di gunung adalah tindakan survival yang utama dan paling mudah dilakukan, tapi manfaatnya adalah sangat besar bagi nyawa manusia. Mengenal medan Secara umum kondisi medan di gunung adalah berbahaya, terutama bagi orang yang tidak pernah mengenalnya, namun bagi sebagian orang gunung adalah tempat yang sangat dicintai karena alamnya yang sangat indah. Selain itu ada sensasi sendiri bagi orang yang bisa mendaki dan mencapai puncak gunung. Berikut adalah beberapa hal tentang kondisi medan di gunung :
* Suhu udara dingin, beberapa gunung di Indonesia bahkan bisa mencapai 0 derajat celcius.
* Kontur tanah tidak rata, banyak jurang dan lembah.
* Sebagian gunung di Indonesia lerengnya terdapat hutan yang lebat, sehingga banyak sumber makanan dan air, namun di bagian puncak gunung, hampir tidak ada sumber makanan.
* Untuk gunung yang mempunyai hutan di lerengnya, biasanya terdapat binatang seperti harimau, babi hutan, ular berbisa dan anjing liar.
Persiapan Hal yang perlu disiapkan ketika melakukan kegiatan di gunung adalah :
* Kondisi tubuh yang sehat.
* Kondisi mental yang stabil.
* Tujuan melakukan kegiatan di gunung harus jelas, supaya pola kegiatan yang dilakukan bisa direncanakan dengan baik.
Mengingat kondisi medan di gunung berbeda dengan kondisi medan yang biasa kita hadapi, maka ada peralatan-peralatan dan bahan yang harus kita siapkan dan bawa yaitu:
Peralatan Dasar
1. Pakaian yaitu : baju lapangan, kaus dari bahan yang bisa menyerap keringat, jelana (buka jins), pakaian dalam secukupnya, jas hujan, kaus kaki, kaus tangan, penutup kepala (topi rimba dan balaclava), ikat pinggang, sepatu untuk mendaki (trekking).
2. Peralatan untuk beristirahat : shelter (tenda buatan atau alami), sleeping bag, matras atau alas.
3. Peralatan untuk masak : kompor, panci, gelas / piring (dari plastik atau bahan lain yang tidak mudah pecah), pematik api, dan bahan bakar (disesuaikan dengan kompor atau pemanas yan tersedia)
4. Peralatan Pribadi : sabun, sikat gigi, handuk, obat pribadi, jarum, benang dan peralatan lain sesuai kebiasaan.
5. Ransel atau tas punggung yang sesuai dengan barang bawaan dan pisau rimba dan ponco.
Peralatan tambahan
1. Peralatan Navigasi : GPS, peta, kompas, jam tangan
2. Peralatan Fotografi : kamera SLR atau pocket, handycam.
3. Peralatan Komunikasi : telepon selular, handy talky.
Etika di Gunung
Di manapu kita berada sebaiknya kita tetap menjaga kebiasaan lingkungan setenpat. Maka ketika melakukan kegiatan di gunung, kebiasaan atau aturan penduduk asli haus kita hormati dan jangan sekali-kali menentangnya. Selain menghormati kebiasaan setempat, berikut adalah hal-hal yang sebaiknya kita lakukan :
* Kendalikan diri, dan ketahuilah kemampuan diri sendiri
* Jangan meninggalkan sampah.
* Jangan meninggalkan api.
* Jika menemukan sumber makanan dan air gunakan seperlunya saja.
* Jagalah keseimbangakn ekosistem yang ada, jangan merusak dan memberi tanda-tanda permanen di gunung. · Gunakanlah jalur yang normal dan aman
* Selalu mengingat jalur mana yang telah dilewati, jika tersesat maka bisa kembali ke jalan semula.
Kecelakaan di Gunung
Kegiatan di gunung memang rawan terhadap kecelakaan. Penyebabnya adalah kondisi medan di gunung yang ekstrim. Kecelakaan di gunung biasanya disebabkan oleh :
* Kedinginan
* Kelaparan
* Kehausan
* Kehilangan arah / tersesat
Kedinginan
Hampir sebagian besar korban kecelakaan gunung disebabkan oleh kedinginan. Maka untuk menanmbah angka korban tersebut ada baiknya bertindak cermat ketika kedinginan melanda. Akibat dari kedinginan Akibat dari kedinginan adalah penyakit hipotermia, kondisi tubuh tidak normal karena kedinginan (suhu normal manusia 36-37 derajat celcius). Hipotermia disebabkan karena panas di permukaan tubuh sudah hilang sehingga organ-organ tubuh pun akan mengalami kedinginan. Jika pembuluh darah sampai mengerut karenan kedinginan maka akibatnya sangat fatal, karena bagian tubuh yang sirkulasi darahnya terhenti akan rusak dan penanganannya adalah amputasi. Selain gangguan di organ-organ tubuh, orang yang mengalami hipotermia akan kehilangan koordinasi tubuh dan pola pikir rasional, maka tak heran jika orang yang menderita hipotermia bicaranya akan kacau di luar sadar, bahkan bisa pingsan. Mencegah dan menangani kedinginan
Beberapa point penting ketika mengalami kedinginan adalah :
* Jaga agar pakaian dan tempat istirahat tetap kering
* Jaga peralatan dan pakaian yang dikenakan dalam keadaan bersih
* Makan dan minuman yang panas dan mengandung banyak kalori
* Kurangi aktifitas yang tidak perlu.
* Berlindung di tempat yang aman.
Untuk mencegah kedinginan ketika di gunung yang paling mudah adalah gunakan pakaian penahan dingin seperti jaket. Tetaplah gunakan pakaian yang dapat menyerap keringat dengan baik seperti kaus dari bahan katun sebagai lapisan pertama yang menyentuh kulit. Pakailah juga kaus tangan dan kaus kaki yang baik dan cukup tebal untuk menahan dingin. Selain pakaian, untuk mengatasi dinginnya udara dingin, adalah memanfaatkan api. Dengan membuat perapian maka panas tubuh dapat terjaga dengan baik. Untuk membuat api usahakanlah agar tetap terlokalisasi. Caranya gunakan batu sebagai batas perapian dan sebelum meninggalkan tempat pastikan bahwa api sudah benar-benar padam, kalau perlu siramlah dengan air. Jangan sampai perapian yang dibuat menjadi penyebab musnahnya ekosistem. Cara lain adalah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman hangat. Jika kedinginan maka tubuh akan bereaksi melakukan pembakaran kalori menjadi panas. Tapi jika kalori tidak tersedia maka akibatnya akan fatal. Maka makanan dan minuman hangat adalah usaha pencegahan kedinginan dari dalam tubuh yang baik. Perlu diingat juga agar kedinginan tidak menyerang adalah jangan berada di lokasi hempasan angin.
Kelaparan
Ini adalah ancaman bahaya yang paling gampang diprediksi dan ditanggulangi. Sebagai manusia yang setiap kali makan, maka seharusnya bisa mengukur berapa makanan yang diperlukan dalam jangka waktu tertentu. Rumus yang sering digunakan untuk membawa jumlah makanan yang diperlukan adalah 2n+1 (n adalah jumlah hari selama melakukan kegiatan), jika kegiatan dilakukan selama 2 hari, maka perbekalan yang dibawa adalah 5 x jumlah makanan dalam kondisi normal. Jika sampai terjadi kelaparan maka penyebabnya adalah: salah perhitungan, hilang, atau tersesat sehingga waktu kegiatan menjadi lebih lama. Kelaparan akan menjadi masalah serius, dalam jangka waktu tertentu, tergantung kondisi masing-masing orang, kelaparan dapat menyebabkan kematian. Satu-satunya jalan untuk mengatasi bahaya kelaparan di gunung adalah mencari bahan makanan dan makan.
Kehausan
Air adalah bagian yang sangat penting dalam tubuh manusia. Kekurangan cairan dalam tubuh akibatnya sangat fatal (kematian) dibandingakan kekurangan makanan. Dampak dari kehausan atau dehidrasi adalah : · Pingsan · Kehilangan orientasi dan pola pikir rasional
* Gerakan-gerakan tubuh tidak terkoordinasi (gemetar)
* Mati Jika dalam keadaan dihidrasi, maka langkah darurat yang harus dilakukan adalah :
* Mencari tempat berteduh (jika cuaca panas)
* Istirahat dan kurangi aktifitas yang tidak perlu.
* Cari sumber air yang bisa dimanfaatkan dengan aman
Kehilangan Arah / Tersesat
Kegiatan di alam terbuka mempunyai resiko utama tersesat. Ketika orang tersesat maka kondisi mental mereka akan menurun, panik, lebih-lebih jika sendirian. Berikut tip untuk menangani keadaan tersebut :
* Pastikan bahwa dalam perjalanan, arah yang dituju benar, paling tidak ada orang lain yang tahu arahnya.
* Selalu gunakan alat-alat navigasi seperti peta, kompas, GPS, dan alat komunikasi.
* Jika sudah tersesat, kembali lagi ke jalan sebelumnya, jika tidak ketemu maka langkah yang terbaik adalah berhenti dan beristirahat dulu, berpikir, kenali medan dengan bantuan alat navigasi dan merencanakan tindakan selanjutnya – Rumus STOP (Site, Thingking, Observation, Planing)
* Gunakanlah alat komunikasi untuk mengubungi orang lain.
Jika tersesat dan perjalanan tidak mungkin dilakukan maka langkah yang ditempuh adalah :
* Buat tempat perlindungan untuk istirahat.
* Jaga agar kondisi tubuh tetap dapat beraktifitas dengan baik.
* Periksa peralatan dan bahan makanan, jika tidak cukup, maka sebaiknya mencari.
* Komunikasi dengan orang lain, jika tidak mungkin maka buat tanda untuk menarik perhatian orang.
Melakukan persiapan dengan baik sebelum melakukan kegiatan di gunung adalah tindakan survival yang utama dan paling mudah dilakukan, tapi manfaatnya adalah sangat besar bagi nyawa manusia. Mengenal medan Secara umum kondisi medan di gunung adalah berbahaya, terutama bagi orang yang tidak pernah mengenalnya, namun bagi sebagian orang gunung adalah tempat yang sangat dicintai karena alamnya yang sangat indah. Selain itu ada sensasi sendiri bagi orang yang bisa mendaki dan mencapai puncak gunung. Berikut adalah beberapa hal tentang kondisi medan di gunung :
* Suhu udara dingin, beberapa gunung di Indonesia bahkan bisa mencapai 0 derajat celcius.
* Kontur tanah tidak rata, banyak jurang dan lembah.
* Sebagian gunung di Indonesia lerengnya terdapat hutan yang lebat, sehingga banyak sumber makanan dan air, namun di bagian puncak gunung, hampir tidak ada sumber makanan.
* Untuk gunung yang mempunyai hutan di lerengnya, biasanya terdapat binatang seperti harimau, babi hutan, ular berbisa dan anjing liar.
Persiapan Hal yang perlu disiapkan ketika melakukan kegiatan di gunung adalah :
* Kondisi tubuh yang sehat.
* Kondisi mental yang stabil.
* Tujuan melakukan kegiatan di gunung harus jelas, supaya pola kegiatan yang dilakukan bisa direncanakan dengan baik.
Mengingat kondisi medan di gunung berbeda dengan kondisi medan yang biasa kita hadapi, maka ada peralatan-peralatan dan bahan yang harus kita siapkan dan bawa yaitu:
Peralatan Dasar
1. Pakaian yaitu : baju lapangan, kaus dari bahan yang bisa menyerap keringat, jelana (buka jins), pakaian dalam secukupnya, jas hujan, kaus kaki, kaus tangan, penutup kepala (topi rimba dan balaclava), ikat pinggang, sepatu untuk mendaki (trekking).
2. Peralatan untuk beristirahat : shelter (tenda buatan atau alami), sleeping bag, matras atau alas.
3. Peralatan untuk masak : kompor, panci, gelas / piring (dari plastik atau bahan lain yang tidak mudah pecah), pematik api, dan bahan bakar (disesuaikan dengan kompor atau pemanas yan tersedia)
4. Peralatan Pribadi : sabun, sikat gigi, handuk, obat pribadi, jarum, benang dan peralatan lain sesuai kebiasaan.
5. Ransel atau tas punggung yang sesuai dengan barang bawaan dan pisau rimba dan ponco.
Peralatan tambahan
1. Peralatan Navigasi : GPS, peta, kompas, jam tangan
2. Peralatan Fotografi : kamera SLR atau pocket, handycam.
3. Peralatan Komunikasi : telepon selular, handy talky.
Etika di Gunung
Di manapu kita berada sebaiknya kita tetap menjaga kebiasaan lingkungan setenpat. Maka ketika melakukan kegiatan di gunung, kebiasaan atau aturan penduduk asli haus kita hormati dan jangan sekali-kali menentangnya. Selain menghormati kebiasaan setempat, berikut adalah hal-hal yang sebaiknya kita lakukan :
* Kendalikan diri, dan ketahuilah kemampuan diri sendiri
* Jangan meninggalkan sampah.
* Jangan meninggalkan api.
* Jika menemukan sumber makanan dan air gunakan seperlunya saja.
* Jagalah keseimbangakn ekosistem yang ada, jangan merusak dan memberi tanda-tanda permanen di gunung. · Gunakanlah jalur yang normal dan aman
* Selalu mengingat jalur mana yang telah dilewati, jika tersesat maka bisa kembali ke jalan semula.
Kecelakaan di Gunung
Kegiatan di gunung memang rawan terhadap kecelakaan. Penyebabnya adalah kondisi medan di gunung yang ekstrim. Kecelakaan di gunung biasanya disebabkan oleh :
* Kedinginan
* Kelaparan
* Kehausan
* Kehilangan arah / tersesat
Kedinginan
Hampir sebagian besar korban kecelakaan gunung disebabkan oleh kedinginan. Maka untuk menanmbah angka korban tersebut ada baiknya bertindak cermat ketika kedinginan melanda. Akibat dari kedinginan Akibat dari kedinginan adalah penyakit hipotermia, kondisi tubuh tidak normal karena kedinginan (suhu normal manusia 36-37 derajat celcius). Hipotermia disebabkan karena panas di permukaan tubuh sudah hilang sehingga organ-organ tubuh pun akan mengalami kedinginan. Jika pembuluh darah sampai mengerut karenan kedinginan maka akibatnya sangat fatal, karena bagian tubuh yang sirkulasi darahnya terhenti akan rusak dan penanganannya adalah amputasi. Selain gangguan di organ-organ tubuh, orang yang mengalami hipotermia akan kehilangan koordinasi tubuh dan pola pikir rasional, maka tak heran jika orang yang menderita hipotermia bicaranya akan kacau di luar sadar, bahkan bisa pingsan. Mencegah dan menangani kedinginan
Beberapa point penting ketika mengalami kedinginan adalah :
* Jaga agar pakaian dan tempat istirahat tetap kering
* Jaga peralatan dan pakaian yang dikenakan dalam keadaan bersih
* Makan dan minuman yang panas dan mengandung banyak kalori
* Kurangi aktifitas yang tidak perlu.
* Berlindung di tempat yang aman.
Untuk mencegah kedinginan ketika di gunung yang paling mudah adalah gunakan pakaian penahan dingin seperti jaket. Tetaplah gunakan pakaian yang dapat menyerap keringat dengan baik seperti kaus dari bahan katun sebagai lapisan pertama yang menyentuh kulit. Pakailah juga kaus tangan dan kaus kaki yang baik dan cukup tebal untuk menahan dingin. Selain pakaian, untuk mengatasi dinginnya udara dingin, adalah memanfaatkan api. Dengan membuat perapian maka panas tubuh dapat terjaga dengan baik. Untuk membuat api usahakanlah agar tetap terlokalisasi. Caranya gunakan batu sebagai batas perapian dan sebelum meninggalkan tempat pastikan bahwa api sudah benar-benar padam, kalau perlu siramlah dengan air. Jangan sampai perapian yang dibuat menjadi penyebab musnahnya ekosistem. Cara lain adalah dengan mengkonsumsi makanan dan minuman hangat. Jika kedinginan maka tubuh akan bereaksi melakukan pembakaran kalori menjadi panas. Tapi jika kalori tidak tersedia maka akibatnya akan fatal. Maka makanan dan minuman hangat adalah usaha pencegahan kedinginan dari dalam tubuh yang baik. Perlu diingat juga agar kedinginan tidak menyerang adalah jangan berada di lokasi hempasan angin.
Kelaparan
Ini adalah ancaman bahaya yang paling gampang diprediksi dan ditanggulangi. Sebagai manusia yang setiap kali makan, maka seharusnya bisa mengukur berapa makanan yang diperlukan dalam jangka waktu tertentu. Rumus yang sering digunakan untuk membawa jumlah makanan yang diperlukan adalah 2n+1 (n adalah jumlah hari selama melakukan kegiatan), jika kegiatan dilakukan selama 2 hari, maka perbekalan yang dibawa adalah 5 x jumlah makanan dalam kondisi normal. Jika sampai terjadi kelaparan maka penyebabnya adalah: salah perhitungan, hilang, atau tersesat sehingga waktu kegiatan menjadi lebih lama. Kelaparan akan menjadi masalah serius, dalam jangka waktu tertentu, tergantung kondisi masing-masing orang, kelaparan dapat menyebabkan kematian. Satu-satunya jalan untuk mengatasi bahaya kelaparan di gunung adalah mencari bahan makanan dan makan.
Kehausan
Air adalah bagian yang sangat penting dalam tubuh manusia. Kekurangan cairan dalam tubuh akibatnya sangat fatal (kematian) dibandingakan kekurangan makanan. Dampak dari kehausan atau dehidrasi adalah : · Pingsan · Kehilangan orientasi dan pola pikir rasional
* Gerakan-gerakan tubuh tidak terkoordinasi (gemetar)
* Mati Jika dalam keadaan dihidrasi, maka langkah darurat yang harus dilakukan adalah :
* Mencari tempat berteduh (jika cuaca panas)
* Istirahat dan kurangi aktifitas yang tidak perlu.
* Cari sumber air yang bisa dimanfaatkan dengan aman
Kehilangan Arah / Tersesat
Kegiatan di alam terbuka mempunyai resiko utama tersesat. Ketika orang tersesat maka kondisi mental mereka akan menurun, panik, lebih-lebih jika sendirian. Berikut tip untuk menangani keadaan tersebut :
* Pastikan bahwa dalam perjalanan, arah yang dituju benar, paling tidak ada orang lain yang tahu arahnya.
* Selalu gunakan alat-alat navigasi seperti peta, kompas, GPS, dan alat komunikasi.
* Jika sudah tersesat, kembali lagi ke jalan sebelumnya, jika tidak ketemu maka langkah yang terbaik adalah berhenti dan beristirahat dulu, berpikir, kenali medan dengan bantuan alat navigasi dan merencanakan tindakan selanjutnya – Rumus STOP (Site, Thingking, Observation, Planing)
* Gunakanlah alat komunikasi untuk mengubungi orang lain.
Jika tersesat dan perjalanan tidak mungkin dilakukan maka langkah yang ditempuh adalah :
* Buat tempat perlindungan untuk istirahat.
* Jaga agar kondisi tubuh tetap dapat beraktifitas dengan baik.
* Periksa peralatan dan bahan makanan, jika tidak cukup, maka sebaiknya mencari.
* Komunikasi dengan orang lain, jika tidak mungkin maka buat tanda untuk menarik perhatian orang.
cara mencegah hipotermia
Mendaki gunung memerlukan kesiapan mental, fisik, perlengkapan, perbekalan dan pengetahuan yang baik. Banyak musibah pendakian gunung terjadi karena minimnya hal – hal tersebut. Ataupun kurangnya pengetahuan survival sehingga jatuh dalam kondisi hypothermia akut.
Berikut ini saya sampaikan tulisan tentang tips mencegah hypothermia, yang diambil dari http://ambarbriastuti.blogspot.com/2008/02/tips-mencegah hyphothermia.html. Semoga bermanfaat.
Yang terpenting dalam kegiatan naik gunung atau kegiatan di luar (outdoor activity) adalah persiapan dan pengetahuan. Salah satunya mengetahui faktor apa penyebab hypothermia, gimana mencegah hal itu terjadi, apa aja yang perlu dilakukan dan juga tindakan apa yang perlu dilakukan kalau mulai merasakan kedinginan.
Berikut adalah tips mencegah hypothermia di gunung :
1. Usahakan kalau naik gunung jangan memakai kaos dari katun. Bahan katun jika basah keringat sulit keringnya. Ini biasanya menyebabkan menggigil kedinginan walaupun sudah memakai jaket tebal. Sebaiknya memakai bahan sintetis (polyester/spandex/nylon) yang menyerap keringat dan berlengan panjang. Memang sih bisa ganti kaos, tapi di gunung yang sering ujan mengeringkan kaos jadi pekerjaan tersendiri. Ngeringin make api unggun, wah, jangan deh. Kasihan hutan kita. Cobalah mengurangi konsumsi kayu kecuali itu sangat darurat. Membawa satu baju tapi tetap kering, akan sangat berbeda hasilnya dengan membawa 3 baju tapi basah semua.
2. Bawa bekal yang cukup untuk naik gunung. Bekal praktis seperti coklat batangan, muesli bar, atau energy booster (seperti gel dengan glukosa, biasanya dipakai para pesepeda) sangat berguna sebagai cadangan makanan yang ringan dibawa dan menghasilkan energi lumayan. Juga biasakan mengamati sekitar, jika melewati air sungai atau daun2an yang kita kenali bisa dimakan kalau kepepet.
Dari kiri ke kanan : selimut darurat , makanan energi
Bawah : pisau, kompas, headlamp, biasanya disimpan di ransel bagian atas (gambar
koleksi pribadi)
3. Menjaga tubuh tetap kering dan hangat. Salah satunya selalu membawa ponco, bagaimanapun kondisinya. Kalau punya baju dan jaket tahan air (gore-tex based) juga bisa (tapi ini mahal di ongkos). Jangan lupa kaos tangan dan kaos kaki. Khusus kaos kaki bawa ekstra jika perlu.
4. Kalau jalan sendiri siapkan piranti darurat komunikasi, kalau dengan teman harus saling menjaga. HP kadang kurang efektif karena tidak ada sinyal. Bawa alat darurat sinyal seperti peluit atau cermin. Biasakan saling memperhatikan pendaki lain ketika naik atau turun.
5. Jangan paksakan jalan terus kalau kelelahan dan kecapaian. Berhenti, pasang tenda dan buat makanan atau minuman yang cepat dihidangkan, seperti teh manis atau sup instant. Paksakan walaupun kurang suka, karena makanan adalah sumber energi untuk tetap jalan. Selain itu, makanan juga membuat tubuh jadi hangat karena memulai metabolisme tubuh.
6. Bawa selimut darurat (emergency blanket or space blanket). Ini mungkin sudah ada di Indonesia. Bentuknya seperti lapisan aluminium foil yang tipis dan dipakai untuk menyelimuti tubuh. Fungsinya : membuat tubuh tetap hangat, merefleksikan sinar matahari dan tidak kehujanan.. Space blanket ini hanya bersifat memantulkan panas tubuh. Untuk mendapatkan hasil maksimal bisa dibawa Bivy Sack yang terbukti lebih baik hasilnya. Bentuknya seperti selimut plastik, dengan berat sekitar 200gr. ditanggung lebih tahan lama dari space blanket.
7. Penghangat tubuh sementara (body warmer). Ini semacam plester tubuh
kalau kedinginan. Biasa dipakai untuk yang melakukan olahraga ektrem di salju (ski, ice climbing, mountaineering) . Kelemahannya : hanya bisa dipakai sekali saja dengan durasi 12 jam. Karena bentuknya tipis dan ringan, biasanya diselipkan di jaket kalau kondisi cuaca dan badan memburuk.
Sekali lagi saya ingatkan dengan alat yang memadai tapi tidak tahu bagaimana menggunakan, hasilnya juga tidak optimal. Jadi baca dan simak bagaimana melakukan teknik dasar survival di gunung. Bisa baca, nanya atau dari pengalaman yang terus diasah.
Berikut ini saya sampaikan tulisan tentang tips mencegah hypothermia, yang diambil dari http://ambarbriastuti.blogspot.com/2008/02/tips-mencegah hyphothermia.html. Semoga bermanfaat.
Yang terpenting dalam kegiatan naik gunung atau kegiatan di luar (outdoor activity) adalah persiapan dan pengetahuan. Salah satunya mengetahui faktor apa penyebab hypothermia, gimana mencegah hal itu terjadi, apa aja yang perlu dilakukan dan juga tindakan apa yang perlu dilakukan kalau mulai merasakan kedinginan.
Berikut adalah tips mencegah hypothermia di gunung :
1. Usahakan kalau naik gunung jangan memakai kaos dari katun. Bahan katun jika basah keringat sulit keringnya. Ini biasanya menyebabkan menggigil kedinginan walaupun sudah memakai jaket tebal. Sebaiknya memakai bahan sintetis (polyester/spandex/nylon) yang menyerap keringat dan berlengan panjang. Memang sih bisa ganti kaos, tapi di gunung yang sering ujan mengeringkan kaos jadi pekerjaan tersendiri. Ngeringin make api unggun, wah, jangan deh. Kasihan hutan kita. Cobalah mengurangi konsumsi kayu kecuali itu sangat darurat. Membawa satu baju tapi tetap kering, akan sangat berbeda hasilnya dengan membawa 3 baju tapi basah semua.
2. Bawa bekal yang cukup untuk naik gunung. Bekal praktis seperti coklat batangan, muesli bar, atau energy booster (seperti gel dengan glukosa, biasanya dipakai para pesepeda) sangat berguna sebagai cadangan makanan yang ringan dibawa dan menghasilkan energi lumayan. Juga biasakan mengamati sekitar, jika melewati air sungai atau daun2an yang kita kenali bisa dimakan kalau kepepet.
Dari kiri ke kanan : selimut darurat , makanan energi
Bawah : pisau, kompas, headlamp, biasanya disimpan di ransel bagian atas (gambar
koleksi pribadi)
3. Menjaga tubuh tetap kering dan hangat. Salah satunya selalu membawa ponco, bagaimanapun kondisinya. Kalau punya baju dan jaket tahan air (gore-tex based) juga bisa (tapi ini mahal di ongkos). Jangan lupa kaos tangan dan kaos kaki. Khusus kaos kaki bawa ekstra jika perlu.
4. Kalau jalan sendiri siapkan piranti darurat komunikasi, kalau dengan teman harus saling menjaga. HP kadang kurang efektif karena tidak ada sinyal. Bawa alat darurat sinyal seperti peluit atau cermin. Biasakan saling memperhatikan pendaki lain ketika naik atau turun.
5. Jangan paksakan jalan terus kalau kelelahan dan kecapaian. Berhenti, pasang tenda dan buat makanan atau minuman yang cepat dihidangkan, seperti teh manis atau sup instant. Paksakan walaupun kurang suka, karena makanan adalah sumber energi untuk tetap jalan. Selain itu, makanan juga membuat tubuh jadi hangat karena memulai metabolisme tubuh.
6. Bawa selimut darurat (emergency blanket or space blanket). Ini mungkin sudah ada di Indonesia. Bentuknya seperti lapisan aluminium foil yang tipis dan dipakai untuk menyelimuti tubuh. Fungsinya : membuat tubuh tetap hangat, merefleksikan sinar matahari dan tidak kehujanan.. Space blanket ini hanya bersifat memantulkan panas tubuh. Untuk mendapatkan hasil maksimal bisa dibawa Bivy Sack yang terbukti lebih baik hasilnya. Bentuknya seperti selimut plastik, dengan berat sekitar 200gr. ditanggung lebih tahan lama dari space blanket.
7. Penghangat tubuh sementara (body warmer). Ini semacam plester tubuh
kalau kedinginan. Biasa dipakai untuk yang melakukan olahraga ektrem di salju (ski, ice climbing, mountaineering) . Kelemahannya : hanya bisa dipakai sekali saja dengan durasi 12 jam. Karena bentuknya tipis dan ringan, biasanya diselipkan di jaket kalau kondisi cuaca dan badan memburuk.
Sekali lagi saya ingatkan dengan alat yang memadai tapi tidak tahu bagaimana menggunakan, hasilnya juga tidak optimal. Jadi baca dan simak bagaimana melakukan teknik dasar survival di gunung. Bisa baca, nanya atau dari pengalaman yang terus diasah.
membaca peta
1. ORIENTASI PETA
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperhitungkan adanya deklinasi.
Langkah-langkah orientasi peta :
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan yang khas dari setiap tanda medan.
2. AZIMUTH DAN BACK-AZIMUTH
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam.
Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth.
Cara menghitungnya :
bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.
3. RESECTION
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d)Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta
4. INTERSECTION
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta.
Langkah-langkah melakukan intersection :
a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita;
b)bidik obyek yang kita amati;
c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta;
d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
5. KOREKSI SUDUT
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat, selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
6. ANALISA PERJALANAN
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui, dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan) lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk memperoleh jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti, lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah (mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta 1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperhitungkan adanya deklinasi.
Langkah-langkah orientasi peta :
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan yang khas dari setiap tanda medan.
2. AZIMUTH DAN BACK-AZIMUTH
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam.
Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth.
Cara menghitungnya :
bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.
3. RESECTION
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d)Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta
4. INTERSECTION
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta.
Langkah-langkah melakukan intersection :
a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita;
b)bidik obyek yang kita amati;
c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta;
d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
5. KOREKSI SUDUT
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat, selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
6. ANALISA PERJALANAN
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui, dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan) lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk memperoleh jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti, lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah (mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta 1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.
pendakian gunung argopuro
Gunung Argopuro adalah salah satu gunung dari Kompleks pegunungan Iyang. Terdapat banyak puncak, beberapa puncaknya mempunyai struktur geologi tua dan sebagian yang lainnya lebih muda. Beberapa puncak gunung dalam kompleks ini diantaranya adalah Gn. Semeru (2.847m), Gn. Jambangan (2.773m), Gn. Cemoro Kandang, Gn. Krincing, Gn. Kukusan, Gn. Malang, Gn. Saing, Gn. Karang Sela, dan Gn. Argopuro. Puncak Argopuro berada pada ketinggian 3.088 m dari permukaan laut. Gunung yang sudah tidak aktif lagi kawahnya ini terletak di Kab. Probolinggo Jawa Timur.
Untuk menuju Bremi dapat ditempuh dari kota Surabaya naik bus jurusan Probolinggo. Dari kota probolinggo naik bus Akas kecil jurusan ke Bremi. Bus ini berangkat dari pool Akas yang berada di terminal lama, samping hotel Bromo Indah. Bus ini berangkat dua kali, pagi jam 06.00 dan siang jam 12.00, sedangkan kembali dari Bremi menuju kota Besuki jam 08.00 dan jam 15.00. Sebelum melakukan pendakian wajib melaporkan diri di kantor polisi sektor Krucil untuk dicatat identitasnya. Di desa Bremi ini sebagian besar penduduknya adalah masyarakat Madura yang kadang tidak mengerti bahasa indonesia sehingga agak sulit berkomunikasi.
Perjalanan dimulai dari Kantor Polisi turun menuju pertigaan menuju arah perkebunan Ayer Dingin. Dengan melewati kebun penduduk yang kebanyakan ditanami jagung dan padi, selanjutnya akan memasuki kawasan perkebunan yang ditanami kopi dan sengon. Jalur semakin menanjak dan mulai memasuki kawasan hutan damar. Setelah berjalan sekitar 2 jam kita akan memasuki batas Hutan Suaka.
Dari batas suaka alam, hutan semakin lebat dan jalur semakin terjal. Pendaki perlu waspada di kawasan ini banyak dihuni babi hutan. Perhatikan semak-semak yang bergerak dan suara khas babi yang sering muncul disekitar jalur pendakian. Bila kita sudah sampai di puncak bukit maka kita akan menemukan persimpangan jalur. Ambil lurus bila ingin terus menuju puncak, namun bila ingin ke Danau Taman Hidup harus berbelok ke kanan.
Danau Taman Hidup adalah lokasi berkemah yang cukup luas. Di sekitar tempat ini kadang muncul babi hutan, kancil dan kijang, terdapat sebuah danau yang luas dan banyak ikannya sehingga dapat dipancing. Pendaki juga dapat mengambil air bersih dari danau ini. Tepian danau ini sangat berbahaya berupa rawa berlumpur, sehingga untuk mengambil air pendaki harus melewati jembatan dermaga kayu. Dari dermaga ini pendaki seringkali mandi berenang ke dalam danau. Namun perlu diperhatikan bila air sangat dingin berbahaya sekali untuk berenang.
Ketika udara cerah bila pendaki berteriak maka sekonyong-konyong kabut akan muncul di atas danau, namun setelah diam kabut akan hilang lagi. Pendaki juga dapat mengelilingi danau untuk memancing ikan. Pada pagi hari kabut tebal menyelimuti danau sehingga berbahaya bila ingin mengambil air, karena dapat terjebak di rawa tepian danau. Untuk itu persiapkan air jauh sebelumnya ketika cuaca cerah.
Meninggalkan Danau Taman Hidup pendaki harus berjalan ke arah semula menuju persimpangan dan belok ke kanan ke arah puncak. Jalur agak landai namun suasana hutan semakin lebat. Setelah berjalan sekitar 30 menit kita akan berjumpa dengan sungai kecil yang kering. Jalur selanjutnya semakin menanjak, di pagi hari di sepanjang jalur dapat kita temukan jejak babi hutan, bahkan jejak kaki macan yang masih baru.
Selanjutnya kita akan memasuki kawasan hutan yang semakin gelap dan lembab, begitu dekatnya jarak antara pohon sehingga sulit bagi sinar matahari untuk menembusnya. Kawasan ini di sebut Hutan Lumut karena semua pohon di areal ini ditutupi oleh lumut. Kesan angker dan menyeramkan sangat terasa ketika melewati daerah ini. Jejak kancil, menjangan, babi hutan dan macan dapat ditemukan di sepanjang jalur ini.
Sekitar 1 jam melintasi hutan lumut kita memasuki hutan yang jarak pohonnya tidak terlalu rapat, sehingga kelihatan agak terang. Tumbuhan herbal dan rumputpun tumbuh subur. Jalur ini menyusuri lereng bukit dengan sisi kiri berupa jurang. Rumput yang tumbuh kadang begitu tingginya, sehingga menutupi jalur. Sesekali terdengar kicauan aneka jenis burung
30 menit selanjutnya kita akan tiba di lereng yang banyak batu-batu besar. Disini banyak terdapat pohon tumbang sisa kebakaran hutan. Kita harus melintasi 3 buah sungai kering dengan cara turun jurang dan naik lagi ke atas bukit. Bukit-bukit di depan kita banyak di tumbuhi rumput dengan pohon yang agak jarang. Sesekali terlihat kancil atau menjangan berlari-larian, sementara belasan lutung-lutung bergantungan di atas pohon.
Sekitar 1 jam berikutnya kita sudah berada di lereng bukit yang banyak ditumbuhi rumput-rumput tinggi. Rumput-rumput ini seringkali menutupi jalur sehingga sangat menggangu. Di antara rerumputan Edelweis mulai tumbuh, pohon-pohon besar sisa kebakaran masih bertahan hidup dengan menumbuhkan daun-daun hijau yang baru.
Dengan menempuh waktu sekitar 30 menit melintasi rerumputan yang mengelilingi bukit kita akan tiba di sebuah sungai kecil yang airnya mengalir lancar. Pendaki dapat mendirikan tenda di daerah Kali putih ini.
Berikutnya kita akan melintasi hutan cemara yang banyak ditumbuhi rumput-rumput yang tinggi, 1 jam selanjutnya akan tiba di padang rumput gimbal, rumput di sini berbentuk keriting dan tumbuh secara bergerombol. Perjalanan memutar mengelilingi puncak gunung dengan menyusuri padang rumput gimbal. Selanjutnya akan sampai di Sicentor.
Sicentor adalah tempat pertemuan jalur baderan dan bremi yang bersatu menuju puncak. Di tempat ini kita dapat mendirikan tenda untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Di Sicentor terdapat sebuah bangunan dari kayu yang dapat digunakan untuk berlindung dari hujan dan angin.
Dari Sicentor perjalanan mendaki bukit melintasi padang rumput dan padang edelweiss, sekitar 1 jam perjalanan akan berjumpa dengan sungai yang kering. Setelah menyeberangi dua buah sungai kering kembali melintasi padang rumput dan padang edelweis yang sangat indah. 1 jam berikutnya akan tiba di Rawa Embik.
Untuk menuju puncak belok ke kiri, namun bila ingin beristirahat dapat mendirikan tenda di Rawa Embik. Di tempat ini terdapat sungai kecil yang selalu berair di musim kemarau. Rawa Embik berupa lapangan terbuka sehingga bila angin bertiup kencang tenda dapat bergoyang-goyang dengan keras.
Dari Rawa Embik kembali berbelok kearah kiri melintasi padang rumput, untuk menuju ke puncak yang membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Dari padang rumput berbelok ke kanan mendaki lereng terjal yang berdebu dan banyak pohon tumbang sisa kebakaran. Bila angin bertiup kencang pohon-pohon sisa kebakaran ini rawan tumbang sehingga harus berhati-hati. Tanah gembur berdebu juga rawan longsor harus berhati-hati melintasinya.
Selanjutnya sedikit turun kita akan melintasi sebuah sungai yang kering dan berbatu. Kembali mendaki bukit yang terjal, kita akan berjumpa dengan padang rumput dan padang edelweis yang sangat indah. Di depan kita nampak puncak Rengganis yang berwarna keputihan, terdiri dari batu kapur dan belerang.
Puncak gunung Argopuro adalah bekas Kawah yang sudah mati, bau belerang masih sangat terasa. Puncak ini berbentuk punden berundak semacam tempat pemujaan, punden paling bawah selebar lapangan bola di sini banyak terdapat batu-batu berserakan. Ke atas lagi selebar sekitar 10 x 10 meter, ke atas lebih kecil lagi. Selanjutnya kita akan melintasi bekas kawah yang banyak terdapat batu-batu kapur berwarna putih dan bau belerang. Pada puncak tertinggi terdapat susunan batu yang diyakini sebagai petilasan Dewi Rengganis
Untuk menuju Bremi dapat ditempuh dari kota Surabaya naik bus jurusan Probolinggo. Dari kota probolinggo naik bus Akas kecil jurusan ke Bremi. Bus ini berangkat dari pool Akas yang berada di terminal lama, samping hotel Bromo Indah. Bus ini berangkat dua kali, pagi jam 06.00 dan siang jam 12.00, sedangkan kembali dari Bremi menuju kota Besuki jam 08.00 dan jam 15.00. Sebelum melakukan pendakian wajib melaporkan diri di kantor polisi sektor Krucil untuk dicatat identitasnya. Di desa Bremi ini sebagian besar penduduknya adalah masyarakat Madura yang kadang tidak mengerti bahasa indonesia sehingga agak sulit berkomunikasi.
Perjalanan dimulai dari Kantor Polisi turun menuju pertigaan menuju arah perkebunan Ayer Dingin. Dengan melewati kebun penduduk yang kebanyakan ditanami jagung dan padi, selanjutnya akan memasuki kawasan perkebunan yang ditanami kopi dan sengon. Jalur semakin menanjak dan mulai memasuki kawasan hutan damar. Setelah berjalan sekitar 2 jam kita akan memasuki batas Hutan Suaka.
Dari batas suaka alam, hutan semakin lebat dan jalur semakin terjal. Pendaki perlu waspada di kawasan ini banyak dihuni babi hutan. Perhatikan semak-semak yang bergerak dan suara khas babi yang sering muncul disekitar jalur pendakian. Bila kita sudah sampai di puncak bukit maka kita akan menemukan persimpangan jalur. Ambil lurus bila ingin terus menuju puncak, namun bila ingin ke Danau Taman Hidup harus berbelok ke kanan.
Danau Taman Hidup adalah lokasi berkemah yang cukup luas. Di sekitar tempat ini kadang muncul babi hutan, kancil dan kijang, terdapat sebuah danau yang luas dan banyak ikannya sehingga dapat dipancing. Pendaki juga dapat mengambil air bersih dari danau ini. Tepian danau ini sangat berbahaya berupa rawa berlumpur, sehingga untuk mengambil air pendaki harus melewati jembatan dermaga kayu. Dari dermaga ini pendaki seringkali mandi berenang ke dalam danau. Namun perlu diperhatikan bila air sangat dingin berbahaya sekali untuk berenang.
Ketika udara cerah bila pendaki berteriak maka sekonyong-konyong kabut akan muncul di atas danau, namun setelah diam kabut akan hilang lagi. Pendaki juga dapat mengelilingi danau untuk memancing ikan. Pada pagi hari kabut tebal menyelimuti danau sehingga berbahaya bila ingin mengambil air, karena dapat terjebak di rawa tepian danau. Untuk itu persiapkan air jauh sebelumnya ketika cuaca cerah.
Meninggalkan Danau Taman Hidup pendaki harus berjalan ke arah semula menuju persimpangan dan belok ke kanan ke arah puncak. Jalur agak landai namun suasana hutan semakin lebat. Setelah berjalan sekitar 30 menit kita akan berjumpa dengan sungai kecil yang kering. Jalur selanjutnya semakin menanjak, di pagi hari di sepanjang jalur dapat kita temukan jejak babi hutan, bahkan jejak kaki macan yang masih baru.
Selanjutnya kita akan memasuki kawasan hutan yang semakin gelap dan lembab, begitu dekatnya jarak antara pohon sehingga sulit bagi sinar matahari untuk menembusnya. Kawasan ini di sebut Hutan Lumut karena semua pohon di areal ini ditutupi oleh lumut. Kesan angker dan menyeramkan sangat terasa ketika melewati daerah ini. Jejak kancil, menjangan, babi hutan dan macan dapat ditemukan di sepanjang jalur ini.
Sekitar 1 jam melintasi hutan lumut kita memasuki hutan yang jarak pohonnya tidak terlalu rapat, sehingga kelihatan agak terang. Tumbuhan herbal dan rumputpun tumbuh subur. Jalur ini menyusuri lereng bukit dengan sisi kiri berupa jurang. Rumput yang tumbuh kadang begitu tingginya, sehingga menutupi jalur. Sesekali terdengar kicauan aneka jenis burung
30 menit selanjutnya kita akan tiba di lereng yang banyak batu-batu besar. Disini banyak terdapat pohon tumbang sisa kebakaran hutan. Kita harus melintasi 3 buah sungai kering dengan cara turun jurang dan naik lagi ke atas bukit. Bukit-bukit di depan kita banyak di tumbuhi rumput dengan pohon yang agak jarang. Sesekali terlihat kancil atau menjangan berlari-larian, sementara belasan lutung-lutung bergantungan di atas pohon.
Sekitar 1 jam berikutnya kita sudah berada di lereng bukit yang banyak ditumbuhi rumput-rumput tinggi. Rumput-rumput ini seringkali menutupi jalur sehingga sangat menggangu. Di antara rerumputan Edelweis mulai tumbuh, pohon-pohon besar sisa kebakaran masih bertahan hidup dengan menumbuhkan daun-daun hijau yang baru.
Dengan menempuh waktu sekitar 30 menit melintasi rerumputan yang mengelilingi bukit kita akan tiba di sebuah sungai kecil yang airnya mengalir lancar. Pendaki dapat mendirikan tenda di daerah Kali putih ini.
Berikutnya kita akan melintasi hutan cemara yang banyak ditumbuhi rumput-rumput yang tinggi, 1 jam selanjutnya akan tiba di padang rumput gimbal, rumput di sini berbentuk keriting dan tumbuh secara bergerombol. Perjalanan memutar mengelilingi puncak gunung dengan menyusuri padang rumput gimbal. Selanjutnya akan sampai di Sicentor.
Sicentor adalah tempat pertemuan jalur baderan dan bremi yang bersatu menuju puncak. Di tempat ini kita dapat mendirikan tenda untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Di Sicentor terdapat sebuah bangunan dari kayu yang dapat digunakan untuk berlindung dari hujan dan angin.
Dari Sicentor perjalanan mendaki bukit melintasi padang rumput dan padang edelweiss, sekitar 1 jam perjalanan akan berjumpa dengan sungai yang kering. Setelah menyeberangi dua buah sungai kering kembali melintasi padang rumput dan padang edelweis yang sangat indah. 1 jam berikutnya akan tiba di Rawa Embik.
Untuk menuju puncak belok ke kiri, namun bila ingin beristirahat dapat mendirikan tenda di Rawa Embik. Di tempat ini terdapat sungai kecil yang selalu berair di musim kemarau. Rawa Embik berupa lapangan terbuka sehingga bila angin bertiup kencang tenda dapat bergoyang-goyang dengan keras.
Dari Rawa Embik kembali berbelok kearah kiri melintasi padang rumput, untuk menuju ke puncak yang membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Dari padang rumput berbelok ke kanan mendaki lereng terjal yang berdebu dan banyak pohon tumbang sisa kebakaran. Bila angin bertiup kencang pohon-pohon sisa kebakaran ini rawan tumbang sehingga harus berhati-hati. Tanah gembur berdebu juga rawan longsor harus berhati-hati melintasinya.
Selanjutnya sedikit turun kita akan melintasi sebuah sungai yang kering dan berbatu. Kembali mendaki bukit yang terjal, kita akan berjumpa dengan padang rumput dan padang edelweis yang sangat indah. Di depan kita nampak puncak Rengganis yang berwarna keputihan, terdiri dari batu kapur dan belerang.
Puncak gunung Argopuro adalah bekas Kawah yang sudah mati, bau belerang masih sangat terasa. Puncak ini berbentuk punden berundak semacam tempat pemujaan, punden paling bawah selebar lapangan bola di sini banyak terdapat batu-batu berserakan. Ke atas lagi selebar sekitar 10 x 10 meter, ke atas lebih kecil lagi. Selanjutnya kita akan melintasi bekas kawah yang banyak terdapat batu-batu kapur berwarna putih dan bau belerang. Pada puncak tertinggi terdapat susunan batu yang diyakini sebagai petilasan Dewi Rengganis
pendakian gunung raung
Gn. Raung merupakan bagian dari kelompok pegunungan Ijen yang terdiri dari beberapa gunung, diantaranya Gn.Suket (2.950mdpl), Gn.Raung (3.332mdpl), Gn.Pendil (2.338), Gn.Rante (2.664), Gn.Merapi (2.800), Gn.Remuk (2.092), dan Kawah Ijen.
Gunung Raung adalah sebuah gunung yang besar dan unik, yang berbeda dari ciri gunung pada umumnva di pulau Jawa ini. Keunikan dari Puncak Gunung Raung adalah kalderanya yang berbentuk elips dengan kedalaman sekitar 500 meter dalamnya, yang selalu berasap dan sering menyemburkan api dan terdapat kerucut setinggi kurang lebih 100m. Gn.Raung termasuk gunung tua dengan kaldera di puncaknya dan dikitari oleh banyak puncak kecil, menjadikan pemandangannya benar-benar menakjubkan.
Untuk mendaki G. Raung, paling mudah adalah dari arah Bondowoso. Dari Bondowoso terus menuju desa Sumber Wringin dengan menggunakan Colt melalui Sukosani. Perjalanan diawali dari desa Sumber Wringin melalui kebun pinus dan perkebunan kopi menuju Pondok Motor. Di Pondok Motor kita dapat menginap dan beristirahat, kemudian kita dapat melanjutkan perjalanan ke puncak yang membutuhkan waktu sekitar 9 jam.
Dari Pondok Motor ke G. Raung, dimulai dengan melalui kebun selama 1 jam lalu pendakian memasuki hutan dengan sudut pendakian yang tidak terlalu besar yaitu sekitar 20 derajat. Hutan gunung ini terdiri dari pohon glentongan, arcisak, takir dan lain-lain.
Setelah pendakian selama 2 jam atau sekitar 1300 - 1400 m pendaki akan menemukan jalan berkelok dan naik turun sampai ketinggian sekitar 1500 - 1600 m. Di daerah ini mulai terlihat pohon cemara lalu pendakian diteruskan menuju pondok sumur (1750 M). setelah itu pendakain akan mulai sulit dan sudut pendakian mulai membesar dan jalur pendakian kurang jelas karena hanya semak-semak dan kemudian terus mendaki selama 3 jam hingga dicapai Pondok Demit.
Kemudian pendaki harus mendaki lagi selama sekitar 8 jam hingga dicapai batas hutan, yang dikenal dengan nama Pondok Mantri atau Parasan pada ketinggian sekitar 2900 - 3000 m. di tempat inilah pendakian beristirahat untuk berkemah. Perjalanan dilanjutkan melalui padang alang-alang (sekitar 1 jam perjalanan), selanjutnya menuju puncak Gunung Raung yang sedikit berpasir dan berbatu-batu. Dari tempat berkemah menuju puncak G. Raung, hanya diperlukan waktu sekitar 2 (dua) jam saja.
Puncak G. Raung ini berada pada ketinggian 3.332 m dari permukaan laut dan sering bertiup angin kencang. Dari pinggir kawah tidak terdapat jalur yang jelas untuk menuju dasar kawah sehingga pendaki yang bermaksud menuruni kawah agar mempersiapkan tali temali ataupun peralatan lainnya untuk sebagai langkah pengamanan. Dalam perjalanan ke Puncak G. Raung, tidak ada mata air. Sebaiknya untuk air dipersiapkan di Sumber Wringin atau di Sumber Lekan. Untuk mendaki G. Raung tidak diperlukan ijin khusus, hanya saja kita perlu melaporkan diri ke aparat desa di Sumber Wringin.
Keangkeran Gunung Raung sudah terlihat dari nama-nama pos pendakian yang ada, mulai dari Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin. Semua itu mempunyai sejarah tersendiri hingga dinamakan demikian. Pondok Sumur misalnya, katanya terdapat sebuah sumur yang biasa digunakan seorang pertapa sakti asal Gresik. Sumur dan pertapa itu dipercaya masih ada, hanya saja tak kasat mata. Di Pondok Sumur ini, saat berkemah,juga terdengar suara derap kaki kuda yang seakan melintas di belakang tenda.
Selanjutnya Pondok Demit, disinilah tempat aktivitas jual-beli para lelembut atau dikenal dengan Parset (Pasar Setan). Sehingga, pada hari-hari tertentu akan terdengar keramaian pasar yang sering diiringi dengan alunan musik. Lokasi pasar setan terletak disebelah timur jalur, sebuah lembah dangkal yang hanya dipenuhi ilalang setinggi perut dan pohon perdu. Pondok Mayit adalah pos yang sejarahnya paling menyeramkan, karena dulu pernah ditemukan sesosok mayat yang menggantung di sebuah pohon. Mayat itu adalah seorang bangsawan Belanda yang dibunuh oleh para pejuang saat itu.
Tak jauh dari Pondok Mayit, adalah Pondok Angin yang juga merupakan pondok terakhir atau base camp pendaki. Tempat ini menyajikan pemandangan yang memukau karena letaknya yang berada di puncak bukit, sehingga kita dapat menyaksikan pemandangan alam pegunungan yang ada disekitarnya. Gemerlapnya kota Bondowoso dan Situbondo serta sambaran kilat jika kota itu mendung, menjadi fenomena alam yang sangat luar biasa. Namun, angin bertiup sangat kencang dan seperti maraung-raung di pendengaran. Karenanya gunung ini dinamakan Raung, suara anginnya yang meraung di telinga terkadang dapat menghempaskan kita didasar jurang yang terjal
Gunung Raung adalah sebuah gunung yang besar dan unik, yang berbeda dari ciri gunung pada umumnva di pulau Jawa ini. Keunikan dari Puncak Gunung Raung adalah kalderanya yang berbentuk elips dengan kedalaman sekitar 500 meter dalamnya, yang selalu berasap dan sering menyemburkan api dan terdapat kerucut setinggi kurang lebih 100m. Gn.Raung termasuk gunung tua dengan kaldera di puncaknya dan dikitari oleh banyak puncak kecil, menjadikan pemandangannya benar-benar menakjubkan.
Untuk mendaki G. Raung, paling mudah adalah dari arah Bondowoso. Dari Bondowoso terus menuju desa Sumber Wringin dengan menggunakan Colt melalui Sukosani. Perjalanan diawali dari desa Sumber Wringin melalui kebun pinus dan perkebunan kopi menuju Pondok Motor. Di Pondok Motor kita dapat menginap dan beristirahat, kemudian kita dapat melanjutkan perjalanan ke puncak yang membutuhkan waktu sekitar 9 jam.
Dari Pondok Motor ke G. Raung, dimulai dengan melalui kebun selama 1 jam lalu pendakian memasuki hutan dengan sudut pendakian yang tidak terlalu besar yaitu sekitar 20 derajat. Hutan gunung ini terdiri dari pohon glentongan, arcisak, takir dan lain-lain.
Setelah pendakian selama 2 jam atau sekitar 1300 - 1400 m pendaki akan menemukan jalan berkelok dan naik turun sampai ketinggian sekitar 1500 - 1600 m. Di daerah ini mulai terlihat pohon cemara lalu pendakian diteruskan menuju pondok sumur (1750 M). setelah itu pendakain akan mulai sulit dan sudut pendakian mulai membesar dan jalur pendakian kurang jelas karena hanya semak-semak dan kemudian terus mendaki selama 3 jam hingga dicapai Pondok Demit.
Kemudian pendaki harus mendaki lagi selama sekitar 8 jam hingga dicapai batas hutan, yang dikenal dengan nama Pondok Mantri atau Parasan pada ketinggian sekitar 2900 - 3000 m. di tempat inilah pendakian beristirahat untuk berkemah. Perjalanan dilanjutkan melalui padang alang-alang (sekitar 1 jam perjalanan), selanjutnya menuju puncak Gunung Raung yang sedikit berpasir dan berbatu-batu. Dari tempat berkemah menuju puncak G. Raung, hanya diperlukan waktu sekitar 2 (dua) jam saja.
Puncak G. Raung ini berada pada ketinggian 3.332 m dari permukaan laut dan sering bertiup angin kencang. Dari pinggir kawah tidak terdapat jalur yang jelas untuk menuju dasar kawah sehingga pendaki yang bermaksud menuruni kawah agar mempersiapkan tali temali ataupun peralatan lainnya untuk sebagai langkah pengamanan. Dalam perjalanan ke Puncak G. Raung, tidak ada mata air. Sebaiknya untuk air dipersiapkan di Sumber Wringin atau di Sumber Lekan. Untuk mendaki G. Raung tidak diperlukan ijin khusus, hanya saja kita perlu melaporkan diri ke aparat desa di Sumber Wringin.
Keangkeran Gunung Raung sudah terlihat dari nama-nama pos pendakian yang ada, mulai dari Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin. Semua itu mempunyai sejarah tersendiri hingga dinamakan demikian. Pondok Sumur misalnya, katanya terdapat sebuah sumur yang biasa digunakan seorang pertapa sakti asal Gresik. Sumur dan pertapa itu dipercaya masih ada, hanya saja tak kasat mata. Di Pondok Sumur ini, saat berkemah,juga terdengar suara derap kaki kuda yang seakan melintas di belakang tenda.
Selanjutnya Pondok Demit, disinilah tempat aktivitas jual-beli para lelembut atau dikenal dengan Parset (Pasar Setan). Sehingga, pada hari-hari tertentu akan terdengar keramaian pasar yang sering diiringi dengan alunan musik. Lokasi pasar setan terletak disebelah timur jalur, sebuah lembah dangkal yang hanya dipenuhi ilalang setinggi perut dan pohon perdu. Pondok Mayit adalah pos yang sejarahnya paling menyeramkan, karena dulu pernah ditemukan sesosok mayat yang menggantung di sebuah pohon. Mayat itu adalah seorang bangsawan Belanda yang dibunuh oleh para pejuang saat itu.
Tak jauh dari Pondok Mayit, adalah Pondok Angin yang juga merupakan pondok terakhir atau base camp pendaki. Tempat ini menyajikan pemandangan yang memukau karena letaknya yang berada di puncak bukit, sehingga kita dapat menyaksikan pemandangan alam pegunungan yang ada disekitarnya. Gemerlapnya kota Bondowoso dan Situbondo serta sambaran kilat jika kota itu mendung, menjadi fenomena alam yang sangat luar biasa. Namun, angin bertiup sangat kencang dan seperti maraung-raung di pendengaran. Karenanya gunung ini dinamakan Raung, suara anginnya yang meraung di telinga terkadang dapat menghempaskan kita didasar jurang yang terjal
gunung arjuno
Gunung Argopuro adalah salah satu gunung dari Kompleks pegunungan Iyang. Terdapat banyak puncak, beberapa puncaknya mempunyai struktur geologi tua dan sebagian yang lainnya lebih muda. Beberapa puncak gunung dalam kompleks ini diantaranya adalah Gn. Semeru (2.847m), Gn. Jambangan (2.773m), Gn. Cemoro Kandang, Gn. Krincing, Gn. Kukusan, Gn. Malang, Gn. Saing, Gn. Karang Sela, dan Gn. Argopuro. Puncak Argopuro berada pada ketinggian 3.088 m dari permukaan laut. Gunung yang sudah tidak aktif lagi kawahnya ini terletak di Kab. Probolinggo Jawa Timur.
Untuk menuju Bremi dapat ditempuh dari kota Surabaya naik bus jurusan Probolinggo. Dari kota probolinggo naik bus Akas kecil jurusan ke Bremi. Bus ini berangkat dari pool Akas yang berada di terminal lama, samping hotel Bromo Indah. Bus ini berangkat dua kali, pagi jam 06.00 dan siang jam 12.00, sedangkan kembali dari Bremi menuju kota Besuki jam 08.00 dan jam 15.00. Sebelum melakukan pendakian wajib melaporkan diri di kantor polisi sektor Krucil untuk dicatat identitasnya. Di desa Bremi ini sebagian besar penduduknya adalah masyarakat Madura yang kadang tidak mengerti bahasa indonesia sehingga agak sulit berkomunikasi.
Perjalanan dimulai dari Kantor Polisi turun menuju pertigaan menuju arah perkebunan Ayer Dingin. Dengan melewati kebun penduduk yang kebanyakan ditanami jagung dan padi, selanjutnya akan memasuki kawasan perkebunan yang ditanami kopi dan sengon. Jalur semakin menanjak dan mulai memasuki kawasan hutan damar. Setelah berjalan sekitar 2 jam kita akan memasuki batas Hutan Suaka.
Dari batas suaka alam, hutan semakin lebat dan jalur semakin terjal. Pendaki perlu waspada di kawasan ini banyak dihuni babi hutan. Perhatikan semak-semak yang bergerak dan suara khas babi yang sering muncul disekitar jalur pendakian. Bila kita sudah sampai di puncak bukit maka kita akan menemukan persimpangan jalur. Ambil lurus bila ingin terus menuju puncak, namun bila ingin ke Danau Taman Hidup harus berbelok ke kanan.
Danau Taman Hidup adalah lokasi berkemah yang cukup luas. Di sekitar tempat ini kadang muncul babi hutan, kancil dan kijang, terdapat sebuah danau yang luas dan banyak ikannya sehingga dapat dipancing. Pendaki juga dapat mengambil air bersih dari danau ini. Tepian danau ini sangat berbahaya berupa rawa berlumpur, sehingga untuk mengambil air pendaki harus melewati jembatan dermaga kayu. Dari dermaga ini pendaki seringkali mandi berenang ke dalam danau. Namun perlu diperhatikan bila air sangat dingin berbahaya sekali untuk berenang.
Ketika udara cerah bila pendaki berteriak maka sekonyong-konyong kabut akan muncul di atas danau, namun setelah diam kabut akan hilang lagi. Pendaki juga dapat mengelilingi danau untuk memancing ikan. Pada pagi hari kabut tebal menyelimuti danau sehingga berbahaya bila ingin mengambil air, karena dapat terjebak di rawa tepian danau. Untuk itu persiapkan air jauh sebelumnya ketika cuaca cerah.
Meninggalkan Danau Taman Hidup pendaki harus berjalan ke arah semula menuju persimpangan dan belok ke kanan ke arah puncak. Jalur agak landai namun suasana hutan semakin lebat. Setelah berjalan sekitar 30 menit kita akan berjumpa dengan sungai kecil yang kering. Jalur selanjutnya semakin menanjak, di pagi hari di sepanjang jalur dapat kita temukan jejak babi hutan, bahkan jejak kaki macan yang masih baru.
Selanjutnya kita akan memasuki kawasan hutan yang semakin gelap dan lembab, begitu dekatnya jarak antara pohon sehingga sulit bagi sinar matahari untuk menembusnya. Kawasan ini di sebut Hutan Lumut karena semua pohon di areal ini ditutupi oleh lumut. Kesan angker dan menyeramkan sangat terasa ketika melewati daerah ini. Jejak kancil, menjangan, babi hutan dan macan dapat ditemukan di sepanjang jalur ini.
Sekitar 1 jam melintasi hutan lumut kita memasuki hutan yang jarak pohonnya tidak terlalu rapat, sehingga kelihatan agak terang. Tumbuhan herbal dan rumputpun tumbuh subur. Jalur ini menyusuri lereng bukit dengan sisi kiri berupa jurang. Rumput yang tumbuh kadang begitu tingginya, sehingga menutupi jalur. Sesekali terdengar kicauan aneka jenis burung
30 menit selanjutnya kita akan tiba di lereng yang banyak batu-batu besar. Disini banyak terdapat pohon tumbang sisa kebakaran hutan. Kita harus melintasi 3 buah sungai kering dengan cara turun jurang dan naik lagi ke atas bukit. Bukit-bukit di depan kita banyak di tumbuhi rumput dengan pohon yang agak jarang. Sesekali terlihat kancil atau menjangan berlari-larian, sementara belasan lutung-lutung bergantungan di atas pohon.
Sekitar 1 jam berikutnya kita sudah berada di lereng bukit yang banyak ditumbuhi rumput-rumput tinggi. Rumput-rumput ini seringkali menutupi jalur sehingga sangat menggangu. Di antara rerumputan Edelweis mulai tumbuh, pohon-pohon besar sisa kebakaran masih bertahan hidup dengan menumbuhkan daun-daun hijau yang baru.
Dengan menempuh waktu sekitar 30 menit melintasi rerumputan yang mengelilingi bukit kita akan tiba di sebuah sungai kecil yang airnya mengalir lancar. Pendaki dapat mendirikan tenda di daerah Kali putih ini.
Berikutnya kita akan melintasi hutan cemara yang banyak ditumbuhi rumput-rumput yang tinggi, 1 jam selanjutnya akan tiba di padang rumput gimbal, rumput di sini berbentuk keriting dan tumbuh secara bergerombol. Perjalanan memutar mengelilingi puncak gunung dengan menyusuri padang rumput gimbal. Selanjutnya akan sampai di Sicentor.
Sicentor adalah tempat pertemuan jalur baderan dan bremi yang bersatu menuju puncak. Di tempat ini kita dapat mendirikan tenda untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Di Sicentor terdapat sebuah bangunan dari kayu yang dapat digunakan untuk berlindung dari hujan dan angin.
Dari Sicentor perjalanan mendaki bukit melintasi padang rumput dan padang edelweiss, sekitar 1 jam perjalanan akan berjumpa dengan sungai yang kering. Setelah menyeberangi dua buah sungai kering kembali melintasi padang rumput dan padang edelweis yang sangat indah. 1 jam berikutnya akan tiba di Rawa Embik.
Untuk menuju puncak belok ke kiri, namun bila ingin beristirahat dapat mendirikan tenda di Rawa Embik. Di tempat ini terdapat sungai kecil yang selalu berair di musim kemarau. Rawa Embik berupa lapangan terbuka sehingga bila angin bertiup kencang tenda dapat bergoyang-goyang dengan keras.
Dari Rawa Embik kembali berbelok kearah kiri melintasi padang rumput, untuk menuju ke puncak yang membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Dari padang rumput berbelok ke kanan mendaki lereng terjal yang berdebu dan banyak pohon tumbang sisa kebakaran. Bila angin bertiup kencang pohon-pohon sisa kebakaran ini rawan tumbang sehingga harus berhati-hati. Tanah gembur berdebu juga rawan longsor harus berhati-hati melintasinya.
Selanjutnya sedikit turun kita akan melintasi sebuah sungai yang kering dan berbatu. Kembali mendaki bukit yang terjal, kita akan berjumpa dengan padang rumput dan padang edelweis yang sangat indah. Di depan kita nampak puncak Rengganis yang berwarna keputihan, terdiri dari batu kapur dan belerang.
Puncak gunung Argopuro adalah bekas Kawah yang sudah mati, bau belerang masih sangat terasa. Puncak ini berbentuk punden berundak semacam tempat pemujaan, punden paling bawah selebar lapangan bola di sini banyak terdapat batu-batu berserakan. Ke atas lagi selebar sekitar 10 x 10 meter, ke atas lebih kecil lagi. Selanjutnya kita akan melintasi bekas kawah yang banyak terdapat batu-batu kapur berwarna putih dan bau belerang. Pada puncak tertinggi terdapat susunan batu yang diyakini sebagai petilasan Dewi Rengganis
Untuk menuju Bremi dapat ditempuh dari kota Surabaya naik bus jurusan Probolinggo. Dari kota probolinggo naik bus Akas kecil jurusan ke Bremi. Bus ini berangkat dari pool Akas yang berada di terminal lama, samping hotel Bromo Indah. Bus ini berangkat dua kali, pagi jam 06.00 dan siang jam 12.00, sedangkan kembali dari Bremi menuju kota Besuki jam 08.00 dan jam 15.00. Sebelum melakukan pendakian wajib melaporkan diri di kantor polisi sektor Krucil untuk dicatat identitasnya. Di desa Bremi ini sebagian besar penduduknya adalah masyarakat Madura yang kadang tidak mengerti bahasa indonesia sehingga agak sulit berkomunikasi.
Perjalanan dimulai dari Kantor Polisi turun menuju pertigaan menuju arah perkebunan Ayer Dingin. Dengan melewati kebun penduduk yang kebanyakan ditanami jagung dan padi, selanjutnya akan memasuki kawasan perkebunan yang ditanami kopi dan sengon. Jalur semakin menanjak dan mulai memasuki kawasan hutan damar. Setelah berjalan sekitar 2 jam kita akan memasuki batas Hutan Suaka.
Dari batas suaka alam, hutan semakin lebat dan jalur semakin terjal. Pendaki perlu waspada di kawasan ini banyak dihuni babi hutan. Perhatikan semak-semak yang bergerak dan suara khas babi yang sering muncul disekitar jalur pendakian. Bila kita sudah sampai di puncak bukit maka kita akan menemukan persimpangan jalur. Ambil lurus bila ingin terus menuju puncak, namun bila ingin ke Danau Taman Hidup harus berbelok ke kanan.
Danau Taman Hidup adalah lokasi berkemah yang cukup luas. Di sekitar tempat ini kadang muncul babi hutan, kancil dan kijang, terdapat sebuah danau yang luas dan banyak ikannya sehingga dapat dipancing. Pendaki juga dapat mengambil air bersih dari danau ini. Tepian danau ini sangat berbahaya berupa rawa berlumpur, sehingga untuk mengambil air pendaki harus melewati jembatan dermaga kayu. Dari dermaga ini pendaki seringkali mandi berenang ke dalam danau. Namun perlu diperhatikan bila air sangat dingin berbahaya sekali untuk berenang.
Ketika udara cerah bila pendaki berteriak maka sekonyong-konyong kabut akan muncul di atas danau, namun setelah diam kabut akan hilang lagi. Pendaki juga dapat mengelilingi danau untuk memancing ikan. Pada pagi hari kabut tebal menyelimuti danau sehingga berbahaya bila ingin mengambil air, karena dapat terjebak di rawa tepian danau. Untuk itu persiapkan air jauh sebelumnya ketika cuaca cerah.
Meninggalkan Danau Taman Hidup pendaki harus berjalan ke arah semula menuju persimpangan dan belok ke kanan ke arah puncak. Jalur agak landai namun suasana hutan semakin lebat. Setelah berjalan sekitar 30 menit kita akan berjumpa dengan sungai kecil yang kering. Jalur selanjutnya semakin menanjak, di pagi hari di sepanjang jalur dapat kita temukan jejak babi hutan, bahkan jejak kaki macan yang masih baru.
Selanjutnya kita akan memasuki kawasan hutan yang semakin gelap dan lembab, begitu dekatnya jarak antara pohon sehingga sulit bagi sinar matahari untuk menembusnya. Kawasan ini di sebut Hutan Lumut karena semua pohon di areal ini ditutupi oleh lumut. Kesan angker dan menyeramkan sangat terasa ketika melewati daerah ini. Jejak kancil, menjangan, babi hutan dan macan dapat ditemukan di sepanjang jalur ini.
Sekitar 1 jam melintasi hutan lumut kita memasuki hutan yang jarak pohonnya tidak terlalu rapat, sehingga kelihatan agak terang. Tumbuhan herbal dan rumputpun tumbuh subur. Jalur ini menyusuri lereng bukit dengan sisi kiri berupa jurang. Rumput yang tumbuh kadang begitu tingginya, sehingga menutupi jalur. Sesekali terdengar kicauan aneka jenis burung
30 menit selanjutnya kita akan tiba di lereng yang banyak batu-batu besar. Disini banyak terdapat pohon tumbang sisa kebakaran hutan. Kita harus melintasi 3 buah sungai kering dengan cara turun jurang dan naik lagi ke atas bukit. Bukit-bukit di depan kita banyak di tumbuhi rumput dengan pohon yang agak jarang. Sesekali terlihat kancil atau menjangan berlari-larian, sementara belasan lutung-lutung bergantungan di atas pohon.
Sekitar 1 jam berikutnya kita sudah berada di lereng bukit yang banyak ditumbuhi rumput-rumput tinggi. Rumput-rumput ini seringkali menutupi jalur sehingga sangat menggangu. Di antara rerumputan Edelweis mulai tumbuh, pohon-pohon besar sisa kebakaran masih bertahan hidup dengan menumbuhkan daun-daun hijau yang baru.
Dengan menempuh waktu sekitar 30 menit melintasi rerumputan yang mengelilingi bukit kita akan tiba di sebuah sungai kecil yang airnya mengalir lancar. Pendaki dapat mendirikan tenda di daerah Kali putih ini.
Berikutnya kita akan melintasi hutan cemara yang banyak ditumbuhi rumput-rumput yang tinggi, 1 jam selanjutnya akan tiba di padang rumput gimbal, rumput di sini berbentuk keriting dan tumbuh secara bergerombol. Perjalanan memutar mengelilingi puncak gunung dengan menyusuri padang rumput gimbal. Selanjutnya akan sampai di Sicentor.
Sicentor adalah tempat pertemuan jalur baderan dan bremi yang bersatu menuju puncak. Di tempat ini kita dapat mendirikan tenda untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Di Sicentor terdapat sebuah bangunan dari kayu yang dapat digunakan untuk berlindung dari hujan dan angin.
Dari Sicentor perjalanan mendaki bukit melintasi padang rumput dan padang edelweiss, sekitar 1 jam perjalanan akan berjumpa dengan sungai yang kering. Setelah menyeberangi dua buah sungai kering kembali melintasi padang rumput dan padang edelweis yang sangat indah. 1 jam berikutnya akan tiba di Rawa Embik.
Untuk menuju puncak belok ke kiri, namun bila ingin beristirahat dapat mendirikan tenda di Rawa Embik. Di tempat ini terdapat sungai kecil yang selalu berair di musim kemarau. Rawa Embik berupa lapangan terbuka sehingga bila angin bertiup kencang tenda dapat bergoyang-goyang dengan keras.
Dari Rawa Embik kembali berbelok kearah kiri melintasi padang rumput, untuk menuju ke puncak yang membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Dari padang rumput berbelok ke kanan mendaki lereng terjal yang berdebu dan banyak pohon tumbang sisa kebakaran. Bila angin bertiup kencang pohon-pohon sisa kebakaran ini rawan tumbang sehingga harus berhati-hati. Tanah gembur berdebu juga rawan longsor harus berhati-hati melintasinya.
Selanjutnya sedikit turun kita akan melintasi sebuah sungai yang kering dan berbatu. Kembali mendaki bukit yang terjal, kita akan berjumpa dengan padang rumput dan padang edelweis yang sangat indah. Di depan kita nampak puncak Rengganis yang berwarna keputihan, terdiri dari batu kapur dan belerang.
Puncak gunung Argopuro adalah bekas Kawah yang sudah mati, bau belerang masih sangat terasa. Puncak ini berbentuk punden berundak semacam tempat pemujaan, punden paling bawah selebar lapangan bola di sini banyak terdapat batu-batu berserakan. Ke atas lagi selebar sekitar 10 x 10 meter, ke atas lebih kecil lagi. Selanjutnya kita akan melintasi bekas kawah yang banyak terdapat batu-batu kapur berwarna putih dan bau belerang. Pada puncak tertinggi terdapat susunan batu yang diyakini sebagai petilasan Dewi Rengganis
pendakian mahameru (Panduan)
Jalur Pendakian Gunung Semeru
Gunung Semeru adalah gunung suci kediaman para Dewa, merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 M dpl (puncak Mahameru). Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir Nopember 1973. Gunung ini masuk dalam kawasan Taman nasional Bromo Tengger Semeru.
Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain; Gn.Bromo (2.392m) Gn. Batok (2.470m) Gn.Kursi (2,581m) Gn.Watangan (2.662m) Gn.Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (ranu): Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu Darungan.
Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang- pergi. Sebaiknya membawa bekal untuk satu minggu karena kita akan betah berkemah, bisa jadi karena pemandangan dan suasana yang sangat indah, atau karena kecapaian setelah mendaki gunung semeru.
Untuk mendaki gunung semeru dapat ditempuh lewat kota malang atau lumajang. Dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang.
Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat ijin, untuk umum dikenakan biaya Rp.6.500,- per orang, sedangkan untuk pelajar dan mahasiswa dikenakan biaya Rp.5.500,- per orang.
Dengan menggunakan Truk sayuran atau Jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.
JALUR WATU REJENG
Bagi pendaki yang baru pertama kali mungkin akan bingung menemukan jalur pendakian, dan hanya berputar-putar di Ranu Pani, untuk itu setelah sampai di gapura selamat datang, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Jalur awal yang kita lalui landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja tanda ini. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo kita masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.
Sebaiknya beristirahat dan mendirikan tenda apabila tiba di Ranu Kumbolo. Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan yang sangat indah terutama di pagi hari kita saksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.
Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air. Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas. Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.
Di puncak Gunung Mahameru (Semeru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajad Celcius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.
JALUR GUNUNG AYEK-AYEK
Dari desa Ranu Pane perjalanan dimulai dengan melintasi kebun sayuran penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung. Ranu Pane adalah salah satu desa yang dihuni oleh masyarakat suku Tengger, selain desa Ngadas, Cemoro Lawang, Ngadisari, dll. Masyarakat Tengger hidup dengan menanam sayur-sayuran.
Di desa Ranu Pane ini air bersih diperoleh dari kran-kran yang di salurkan ke rumah penduduk di siang hari dengan volume air yang sangat kecil. Sehingga di pos pendakian Ranu Pane kadangkala tidak terdapat air bersih di siang hari, namun di malam hari air bersih di pos pendakian berlimpah karena aliran ke rumah penduduk di hentikan di malam hari.
Selanjutnya akan dijumpai sebuah pondok yang dipakai untuk keperluan penghijauan gunung Semeru. Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung. Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo, kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap waspada karena rawan longsor. Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis. Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah. Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk berteduh dari sengatan matahari.
Setelah puas beristirahat perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak melingkar ke arah kiri. Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan Cilik. Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Secara umum iklim di wilayah gunung Semeru termasuk type iklim B (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan 927 mm - 5.498 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/tahun dan musim hujan jatuh pada bulan Nopember - April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celcius.
Flora yang berada di Wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, Akasia, Pinus, dan jenis Jamuju. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh Kirinyuh, Alang - alang, Tembelekan, Harendong dan Edelwiss putin, Edelwiss yang banyak terdapat di lereng-lereng menuju Puncak Semeru. Dan juga ditemukan beberapa jenis anggrek endernik yang hidup di sekitar Semeru Selatan.
Gunung Semeru adalah gunung suci kediaman para Dewa, merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 M dpl (puncak Mahameru). Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir Nopember 1973. Gunung ini masuk dalam kawasan Taman nasional Bromo Tengger Semeru.
Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain; Gn.Bromo (2.392m) Gn. Batok (2.470m) Gn.Kursi (2,581m) Gn.Watangan (2.662m) Gn.Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (ranu): Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu Darungan.
Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang- pergi. Sebaiknya membawa bekal untuk satu minggu karena kita akan betah berkemah, bisa jadi karena pemandangan dan suasana yang sangat indah, atau karena kecapaian setelah mendaki gunung semeru.
Untuk mendaki gunung semeru dapat ditempuh lewat kota malang atau lumajang. Dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang.
Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat ijin, untuk umum dikenakan biaya Rp.6.500,- per orang, sedangkan untuk pelajar dan mahasiswa dikenakan biaya Rp.5.500,- per orang.
Dengan menggunakan Truk sayuran atau Jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.
JALUR WATU REJENG
Bagi pendaki yang baru pertama kali mungkin akan bingung menemukan jalur pendakian, dan hanya berputar-putar di Ranu Pani, untuk itu setelah sampai di gapura selamat datang, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Jalur awal yang kita lalui landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja tanda ini. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo kita masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.
Sebaiknya beristirahat dan mendirikan tenda apabila tiba di Ranu Kumbolo. Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan yang sangat indah terutama di pagi hari kita saksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.
Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air. Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas. Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.
Di puncak Gunung Mahameru (Semeru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajad Celcius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.
JALUR GUNUNG AYEK-AYEK
Dari desa Ranu Pane perjalanan dimulai dengan melintasi kebun sayuran penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung. Ranu Pane adalah salah satu desa yang dihuni oleh masyarakat suku Tengger, selain desa Ngadas, Cemoro Lawang, Ngadisari, dll. Masyarakat Tengger hidup dengan menanam sayur-sayuran.
Di desa Ranu Pane ini air bersih diperoleh dari kran-kran yang di salurkan ke rumah penduduk di siang hari dengan volume air yang sangat kecil. Sehingga di pos pendakian Ranu Pane kadangkala tidak terdapat air bersih di siang hari, namun di malam hari air bersih di pos pendakian berlimpah karena aliran ke rumah penduduk di hentikan di malam hari.
Selanjutnya akan dijumpai sebuah pondok yang dipakai untuk keperluan penghijauan gunung Semeru. Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung. Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo, kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap waspada karena rawan longsor. Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis. Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah. Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk berteduh dari sengatan matahari.
Setelah puas beristirahat perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak melingkar ke arah kiri. Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan Cilik. Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Secara umum iklim di wilayah gunung Semeru termasuk type iklim B (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan 927 mm - 5.498 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/tahun dan musim hujan jatuh pada bulan Nopember - April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celcius.
Flora yang berada di Wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, Akasia, Pinus, dan jenis Jamuju. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh Kirinyuh, Alang - alang, Tembelekan, Harendong dan Edelwiss putin, Edelwiss yang banyak terdapat di lereng-lereng menuju Puncak Semeru. Dan juga ditemukan beberapa jenis anggrek endernik yang hidup di sekitar Semeru Selatan.
bertualang ke pulau sempu
BAGI mereka yang akan berwisata di Jawa Timur, kawasan seperti Gunung Bromo selalu merupakan tujuan utama, bahkan namanya pun sudah kondang sampai ke mancanegara. Lalu bagaimana dengan tempat wisata lain, sebut saja Pantai Tanjung Kodok atau Pantai Ngliyep, atau bagi mereka yang lebih menyukai suasana alam terbuka tanpa bangunan–bangunan, maka Pulau Sempu bisa menjadi alternatif.
SEBAGAI tempat wisata alam, Pulau Sempu di kawasan selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), memiliki alasan kuat untuk bisa disebut sebagai daerah tujuan wisata yang menarik. Karena konon kabarnya di pulau tersebut ada lebih dari 80 jenis burung yang dilindungi.
Segara Anak Pulau Sempu
Di samping itu juga masih ada babi hutan (Sus scrofa), muncak (Muntiacus muncak), serta kancil (Tragulus javanicus), juga lutung jawa (Trachypithecus auratus). Dan yang paling menarik serta merangsang rasa ingin tahu, yaitu (konon kabarnya) jika beruntung bisa menemui jejak–jejak macan tutul (Panthera pardus).
Untuk mencapai lokasi tersebut sangat mudah, karena akses jalan raya menuju ke daerah itu sudah dibangun dengan bagus. Yang harus direncanakan adalah perhitungan waktu yang tepat, karena untuk menyeberang hanya bisa dilakukan pada pagi hari dan sore hari, itu pun tidak boleh lebih dari pukul 16.00.
Dalam kondisi air laut surut bahkan bisa berjalan kaki dari Pulau Jawa ke Pulau Sempu langsung. Sayangnya ini tidak bisa kami lakukan ketika itu karena kami baru berangkat dari Surabaya lewat tengah malam.
Dengan kondisi alamnya yang kaya akan flora dan fauna langka yang masuk daftar Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), Pulau Sempu tidak dibangun menjadi wisata sebagaimana biasanya. Sehingga tidak ada fasilitas akomodasi di pulau tersebut. Kalau mau bisa mendirikan tenda di pulau itu, tentu dengan seizin petugas pengawas cagar alam yang berkantor di Sendangbiru yang terletak tepat di seberang Pulau Sempu.
KEBANYAKAN rombongan wisatawan memilih bermalam di Sendangbiru atau jika ingin berpetualang dengan treking malam hari sekitar satu jam (jalan santai) bisa menyeberang ke Pulau Sempu sebelum pukul 23.00. Menurut seorang rekan, treking pada malam hari itu mengasyikkan, karena begitu sampai di sebuah telaga rombongan bisa beristirahat beratapkan bintang atau membuka tenda.
Senja di Pulau Sempu
Berangkat pada malam hari dari Surabaya dibutuhkan waktu sekitar 3,5 jam hingga empat jam untuk mencapai kawasan Pantai Sendangbiru, Kabupaten Malang. Perjalanan pada malam hari jelas lebih menghemat waktu, karena jalanan sepi.
Selepas Kota Malang dan melewati Kepanjen, jalan tidak terlalu lebar, dan mulai banyak daerah perladangan, serta sesekali melewati pedesaan yang tidak terlalu besar. Apalagi jika perjalanan pada malam hari bertepatan dengan bulan purnama akan lebih memberikan kesan keindahan tersendiri.
Mendekati Sendangbiru jalanan agak menyempit dan kemudian jalan aspal habis tepat di Pantai Sendangbiru. Jika membawa kendaraan sendiri bisa memarkirnya di pantai itu dan langsung membuka tenda di kawasan pantai yang penuh dengan perahu–perahu cadik kecil, perahu penumpang bermotor, dan kapal–kapal penangkap ikan.
Bagi rombongan orang muda yang maunya praktis lebih gampang lagi langsung istirahat saja di dalam mobil. Namun, jika ingin lebih lama lagi di pantai ini bisa mencari penginapan–penginapan milik masyarakat di sepanjang jalan menuju pantai.
Di kanan kiri jalan berjajar sejumlah warung. Tidak terlalu banyak, dan amat sederhana dan kebanyakan hanya punya satu atau dua jenis menu. Yang paling umum adalah soto madura. Namun, malam hari itu, atau tepatnya menjelang dini hari tidak ada warung makan yang buka. Tinggal satu warung kecil yang menyediakan kebutuhan kecil, seperti air minum atau rokok.
KEINDAHAN lain yang bisa ditemui di Pulau Sempu adalah bagaimana bisa berenang di air yang amat jernih tanpa harus takut terseret gelombang. Apalagi mengingat perairan sekitar pulau ini adalah perairan laut selatan atau Laut Indonesia yang bergelombang besar.
Di Sempu terdapat telaga yang disebut dengan Segara Anakan. Tempat ini lebih mirip telaga kecil yang dikelilingi batu karang yang membatasinya dengan laut.
Suplai air ke telaga ini berasal dari karang yang berlubang besar di tengahnya, yang secara periodik menyajikan pemandangan indah percik–percik air deburan ombak yang menghantam karang. Sebagian air itu mengalir masuk ke Segara Anakan.
Selain berenang di kolam raksasa ini, pengunjung juga bisa bersantai dengan bermain voli pantai. Bagi yang menyukai suasana alam yang asli, jauh dari kebisingan kehidupan modern, Pulau Sempu memberikan solusi, hanya memang jangan mengharapkan ada hotel berbintang, selain tempat tidur yang dibawa sendiri.(S06/ISW)
SEBAGAI tempat wisata alam, Pulau Sempu di kawasan selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), memiliki alasan kuat untuk bisa disebut sebagai daerah tujuan wisata yang menarik. Karena konon kabarnya di pulau tersebut ada lebih dari 80 jenis burung yang dilindungi.
Segara Anak Pulau Sempu
Di samping itu juga masih ada babi hutan (Sus scrofa), muncak (Muntiacus muncak), serta kancil (Tragulus javanicus), juga lutung jawa (Trachypithecus auratus). Dan yang paling menarik serta merangsang rasa ingin tahu, yaitu (konon kabarnya) jika beruntung bisa menemui jejak–jejak macan tutul (Panthera pardus).
Untuk mencapai lokasi tersebut sangat mudah, karena akses jalan raya menuju ke daerah itu sudah dibangun dengan bagus. Yang harus direncanakan adalah perhitungan waktu yang tepat, karena untuk menyeberang hanya bisa dilakukan pada pagi hari dan sore hari, itu pun tidak boleh lebih dari pukul 16.00.
Dalam kondisi air laut surut bahkan bisa berjalan kaki dari Pulau Jawa ke Pulau Sempu langsung. Sayangnya ini tidak bisa kami lakukan ketika itu karena kami baru berangkat dari Surabaya lewat tengah malam.
Dengan kondisi alamnya yang kaya akan flora dan fauna langka yang masuk daftar Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), Pulau Sempu tidak dibangun menjadi wisata sebagaimana biasanya. Sehingga tidak ada fasilitas akomodasi di pulau tersebut. Kalau mau bisa mendirikan tenda di pulau itu, tentu dengan seizin petugas pengawas cagar alam yang berkantor di Sendangbiru yang terletak tepat di seberang Pulau Sempu.
KEBANYAKAN rombongan wisatawan memilih bermalam di Sendangbiru atau jika ingin berpetualang dengan treking malam hari sekitar satu jam (jalan santai) bisa menyeberang ke Pulau Sempu sebelum pukul 23.00. Menurut seorang rekan, treking pada malam hari itu mengasyikkan, karena begitu sampai di sebuah telaga rombongan bisa beristirahat beratapkan bintang atau membuka tenda.
Senja di Pulau Sempu
Berangkat pada malam hari dari Surabaya dibutuhkan waktu sekitar 3,5 jam hingga empat jam untuk mencapai kawasan Pantai Sendangbiru, Kabupaten Malang. Perjalanan pada malam hari jelas lebih menghemat waktu, karena jalanan sepi.
Selepas Kota Malang dan melewati Kepanjen, jalan tidak terlalu lebar, dan mulai banyak daerah perladangan, serta sesekali melewati pedesaan yang tidak terlalu besar. Apalagi jika perjalanan pada malam hari bertepatan dengan bulan purnama akan lebih memberikan kesan keindahan tersendiri.
Mendekati Sendangbiru jalanan agak menyempit dan kemudian jalan aspal habis tepat di Pantai Sendangbiru. Jika membawa kendaraan sendiri bisa memarkirnya di pantai itu dan langsung membuka tenda di kawasan pantai yang penuh dengan perahu–perahu cadik kecil, perahu penumpang bermotor, dan kapal–kapal penangkap ikan.
Bagi rombongan orang muda yang maunya praktis lebih gampang lagi langsung istirahat saja di dalam mobil. Namun, jika ingin lebih lama lagi di pantai ini bisa mencari penginapan–penginapan milik masyarakat di sepanjang jalan menuju pantai.
Di kanan kiri jalan berjajar sejumlah warung. Tidak terlalu banyak, dan amat sederhana dan kebanyakan hanya punya satu atau dua jenis menu. Yang paling umum adalah soto madura. Namun, malam hari itu, atau tepatnya menjelang dini hari tidak ada warung makan yang buka. Tinggal satu warung kecil yang menyediakan kebutuhan kecil, seperti air minum atau rokok.
KEINDAHAN lain yang bisa ditemui di Pulau Sempu adalah bagaimana bisa berenang di air yang amat jernih tanpa harus takut terseret gelombang. Apalagi mengingat perairan sekitar pulau ini adalah perairan laut selatan atau Laut Indonesia yang bergelombang besar.
Di Sempu terdapat telaga yang disebut dengan Segara Anakan. Tempat ini lebih mirip telaga kecil yang dikelilingi batu karang yang membatasinya dengan laut.
Suplai air ke telaga ini berasal dari karang yang berlubang besar di tengahnya, yang secara periodik menyajikan pemandangan indah percik–percik air deburan ombak yang menghantam karang. Sebagian air itu mengalir masuk ke Segara Anakan.
Selain berenang di kolam raksasa ini, pengunjung juga bisa bersantai dengan bermain voli pantai. Bagi yang menyukai suasana alam yang asli, jauh dari kebisingan kehidupan modern, Pulau Sempu memberikan solusi, hanya memang jangan mengharapkan ada hotel berbintang, selain tempat tidur yang dibawa sendiri.(S06/ISW)
Langganan:
Postingan (Atom)
Archives
-
▼
2010
(19)
-
▼
Maret
(18)
- journey,explorer,adventure
- training dan education adventure
- 12 kebiasaan survivor sukses
- ketika tersesat di gunung
- survival,persiapan,tips,peralatan mendaki gunung
- cara mencegah hipotermia
- membaca peta
- pendakian gunung argopuro
- pendakian gunung raung
- gunung arjuno
- pendakian mahameru (Panduan)
- bertualang ke pulau sempu
- wisata madura
- gunung bromo
- Ijen Crater
- perjuangan menuju surga dunia,puncak mahameru
- Tips Cari Ongkos Naik Gunung,backpacker,touring,be...
- Tanpa judul
-
▼
Maret
(18)