BAGI mereka yang akan berwisata di Jawa Timur, kawasan seperti Gunung Bromo selalu merupakan tujuan utama, bahkan namanya pun sudah kondang sampai ke mancanegara. Lalu bagaimana dengan tempat wisata lain, sebut saja Pantai Tanjung Kodok atau Pantai Ngliyep, atau bagi mereka yang lebih menyukai suasana alam terbuka tanpa bangunan–bangunan, maka Pulau Sempu bisa menjadi alternatif.
SEBAGAI tempat wisata alam, Pulau Sempu di kawasan selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), memiliki alasan kuat untuk bisa disebut sebagai daerah tujuan wisata yang menarik. Karena konon kabarnya di pulau tersebut ada lebih dari 80 jenis burung yang dilindungi.
Segara Anak Pulau Sempu
Di samping itu juga masih ada babi hutan (Sus scrofa), muncak (Muntiacus muncak), serta kancil (Tragulus javanicus), juga lutung jawa (Trachypithecus auratus). Dan yang paling menarik serta merangsang rasa ingin tahu, yaitu (konon kabarnya) jika beruntung bisa menemui jejak–jejak macan tutul (Panthera pardus).
Untuk mencapai lokasi tersebut sangat mudah, karena akses jalan raya menuju ke daerah itu sudah dibangun dengan bagus. Yang harus direncanakan adalah perhitungan waktu yang tepat, karena untuk menyeberang hanya bisa dilakukan pada pagi hari dan sore hari, itu pun tidak boleh lebih dari pukul 16.00.
Dalam kondisi air laut surut bahkan bisa berjalan kaki dari Pulau Jawa ke Pulau Sempu langsung. Sayangnya ini tidak bisa kami lakukan ketika itu karena kami baru berangkat dari Surabaya lewat tengah malam.
Dengan kondisi alamnya yang kaya akan flora dan fauna langka yang masuk daftar Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), Pulau Sempu tidak dibangun menjadi wisata sebagaimana biasanya. Sehingga tidak ada fasilitas akomodasi di pulau tersebut. Kalau mau bisa mendirikan tenda di pulau itu, tentu dengan seizin petugas pengawas cagar alam yang berkantor di Sendangbiru yang terletak tepat di seberang Pulau Sempu.
KEBANYAKAN rombongan wisatawan memilih bermalam di Sendangbiru atau jika ingin berpetualang dengan treking malam hari sekitar satu jam (jalan santai) bisa menyeberang ke Pulau Sempu sebelum pukul 23.00. Menurut seorang rekan, treking pada malam hari itu mengasyikkan, karena begitu sampai di sebuah telaga rombongan bisa beristirahat beratapkan bintang atau membuka tenda.
Senja di Pulau Sempu
Berangkat pada malam hari dari Surabaya dibutuhkan waktu sekitar 3,5 jam hingga empat jam untuk mencapai kawasan Pantai Sendangbiru, Kabupaten Malang. Perjalanan pada malam hari jelas lebih menghemat waktu, karena jalanan sepi.
Selepas Kota Malang dan melewati Kepanjen, jalan tidak terlalu lebar, dan mulai banyak daerah perladangan, serta sesekali melewati pedesaan yang tidak terlalu besar. Apalagi jika perjalanan pada malam hari bertepatan dengan bulan purnama akan lebih memberikan kesan keindahan tersendiri.
Mendekati Sendangbiru jalanan agak menyempit dan kemudian jalan aspal habis tepat di Pantai Sendangbiru. Jika membawa kendaraan sendiri bisa memarkirnya di pantai itu dan langsung membuka tenda di kawasan pantai yang penuh dengan perahu–perahu cadik kecil, perahu penumpang bermotor, dan kapal–kapal penangkap ikan.
Bagi rombongan orang muda yang maunya praktis lebih gampang lagi langsung istirahat saja di dalam mobil. Namun, jika ingin lebih lama lagi di pantai ini bisa mencari penginapan–penginapan milik masyarakat di sepanjang jalan menuju pantai.
Di kanan kiri jalan berjajar sejumlah warung. Tidak terlalu banyak, dan amat sederhana dan kebanyakan hanya punya satu atau dua jenis menu. Yang paling umum adalah soto madura. Namun, malam hari itu, atau tepatnya menjelang dini hari tidak ada warung makan yang buka. Tinggal satu warung kecil yang menyediakan kebutuhan kecil, seperti air minum atau rokok.
KEINDAHAN lain yang bisa ditemui di Pulau Sempu adalah bagaimana bisa berenang di air yang amat jernih tanpa harus takut terseret gelombang. Apalagi mengingat perairan sekitar pulau ini adalah perairan laut selatan atau Laut Indonesia yang bergelombang besar.
Di Sempu terdapat telaga yang disebut dengan Segara Anakan. Tempat ini lebih mirip telaga kecil yang dikelilingi batu karang yang membatasinya dengan laut.
Suplai air ke telaga ini berasal dari karang yang berlubang besar di tengahnya, yang secara periodik menyajikan pemandangan indah percik–percik air deburan ombak yang menghantam karang. Sebagian air itu mengalir masuk ke Segara Anakan.
Selain berenang di kolam raksasa ini, pengunjung juga bisa bersantai dengan bermain voli pantai. Bagi yang menyukai suasana alam yang asli, jauh dari kebisingan kehidupan modern, Pulau Sempu memberikan solusi, hanya memang jangan mengharapkan ada hotel berbintang, selain tempat tidur yang dibawa sendiri.(S06/ISW)
Senin, 29 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Archives
-
▼
2010
(19)
-
▼
Maret
(18)
- journey,explorer,adventure
- training dan education adventure
- 12 kebiasaan survivor sukses
- ketika tersesat di gunung
- survival,persiapan,tips,peralatan mendaki gunung
- cara mencegah hipotermia
- membaca peta
- pendakian gunung argopuro
- pendakian gunung raung
- gunung arjuno
- pendakian mahameru (Panduan)
- bertualang ke pulau sempu
- wisata madura
- gunung bromo
- Ijen Crater
- perjuangan menuju surga dunia,puncak mahameru
- Tips Cari Ongkos Naik Gunung,backpacker,touring,be...
- Tanpa judul
-
▼
Maret
(18)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar